Cara Petani Mawar Lereng Merapi Raup Rupiah di Luar Musim Ziarah

Harga bunga mawar di luar musim ziarah anjlok dari Rp 300.000/kg menjadi hanya Rp 1.500/kg.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Sep 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 14:30 WIB
Rahasia Cantik dibalik Kelopak Mawar
Tak hanya sekedar bunga, namun mawar juga memiliki manfaat untuk kecantikan wajah.

Liputan6.com, Boyolali - Bunga mawar banyak tumbuh di lereng Gunung Merapi, terutama di Musuk, Kabupaten Boyolali. Jika musim warga menggelar tradisi sadranan alias ziarah ke makam, harganya bisa mencapai Rp 300 ribu per kilogram.

Namun, harga bagus itu tak bertahan lama. Pada hari-hari biasa bunga mawar hanya dijual sekitar Rp 1.500/kg. Bahkan, para petani bunga mawar jika tidak musim sadranan, tidak mau memanen dan membiarkannya gugur begitu saja.

Situasi itu mendorong perajin memutar akal. Mereka kemudian mengolah mawar sebagai teh yang berkhasiat bagi kesehatan. "Nilai jualnya juga menjanjikan," kata Hendrati Sri Kristianingsih (50), warga RT01/RW013 Singkil, Kabupaten Boyolali itu, di Boyolali, dilansir Antara, Senin, 26 September 2016.

Ia mengaku menemukan ide kreatif dengan memproses bunga mawar menjadi teh mawar agar nilai ekonominya semakin tinggi. Teh mawar, kata dia, ternyata diminati banyak masyarakat. Selain rasanya segar dan harum, teh mawar juga banyak khasiatnya bagi kesehatan.

Ia mendapat informasi bahwa teh mawar adalah sumber antioksidan dan mengandung vitamin E, D, C, B3, dan A, serta asal sitrat. Selain itu, teh mawar dapat melancarkan haid, menyembuhkan radang hati, dan menetralisasi racun dalam tubuh.

Selain itu, kata dia, teh mawar memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga bisa terhindar dari risiko serangan berbagai penyakit.

"Saya awalnya mencoba memproses bunga mawar menjadi teh. Caranya sama dengan membuat daun di pabrik-pabrik," kata Hendrati.

Namun, kata dia, pembuatan teh mawar memang caranya hati-hati agar tidak gagal. Pertama-tama, bunga mawar diambil kuntumnya kemudian dibiarkan layu selama dua hari, setelah itu diremas-remas agar layu. Setelah bunga itu kering, kemudian disangan agar aromanya muncul dan higienis.

Teh yang sudah dingin kemudian dibungkus sesuai ukuran, sementara teh celup harus dilembutkan terlebih dahulu sebelum dibungkus.

Ia mengatakan harga produksi teh mawar Rp 5.000 per bungkus isi 10 gram dan Rp 15.000/bungkus isi 20 gram.

Hendrati juga mengaku telah memproduksi teh mawar celup yang lebih praktis dan dijual seharga Rp 15.000/kardus isi 20 kemasan celup. Ia mengatakan setiap tujuh kilogram bunga mawar basah bisa menjadi satu kilogram teh siap seduh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya