Liputan6.com, Palembang - Kampung Al-Munawar di Kecamatan 13 Ulu, atau sering disebut Kampung Arab, ‎kini menjadi salah satu destinasi wisata heritage di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Tidak hanya peninggalan bangunan rumah kuno bersejarah yang berdiri kokoh hingga ratusan tahun, tapi juga sajian makanan dan minuman yang khas masih terjaga hingga saat ini.
Saat pagelaran Festival Kopi Kampung Al-Munawar, Palembang pada 29-30 Oktober 2016, beragam sajian kopi khas Sumsel yang dipamerkan dan disajikan ke para pengunjung. Namun, ada satu jenis kopi yang sangat langka dan tidak dijual secara komersial di Indonesia, yaitu kopi rempah.
Warga Arab di Palembang sudah biasa menikmati hangatnya seduhan kopi rempah dengan rasa yang nikmat dan aroma yang harum. Kopi rempah merupakan minuman khas warga Arab di Palembang yang terus dipertahankan turun-temurun.
Advertisement
Soleh Sahab (31) adalah salah satu warga keturunan Kampung Al-Munawar Palembang yang masih terus menjaga tradisi meminum kopi rempah di berbagai acara pertemuan keluarga. Biasanya, mereka sering menyebut kopi rempah ini dengan nama Kopi Zanjapir.
Baca Juga
"Kita selalu membuat kopi rempah, khususnya di acara kumpul keluarga dan pernikahan. Kopi ini memang menjadi minuman tradisi kami sebagai warga arab. Walau sudah menetap di Palembang, tapi minum kopi rempah ini jadi ‎tradisi kami yang tak bisa ditinggalkan," ucap dia kepada Liputan6.com, Senin, 31 Oktober 2016.
Tidak mudah membuat kopi rempah yang merupakan resep turun-temurun. Banyaknya campuran rempah membuat cita rasa kopi terasa berbeda dan menyehatkan.
Ada belasan rempah-rempah yang dicampur menjadi satu, di antaranya ‎jahe, kayu manis, kapulaga, cengkih, cabai jawa, gula merah, pandan, pala, jinten, sahang, ketumbar, dan kopi bubuk.
Proses pemasakannya juga cukup lama, yaitu selama satu jam. Awalnya, seluruh rempah-rempah dicampur menjadi satu dan dimasak menggunakan air di dalam wadah panci besar. Setelah satu jam pemasakan, barulah dicampur bubuk kopi. Tak lama kemudian, kopi rempah siap untuk disajikan.
Menurutnya, kopi rempah ini sangat baik untuk menjaga stamina dan meningkatkan kebugaran tubuh. Karena mengandung rempah-rempah yang sejak dulu dipercaya mempunyai khasiat yang baik untuk tubuh.
"Seluruh makanan dan minuman warga Arab memang kental dengan cita rasa rempah, itu yang terus kami pertahankan. Kopi rempah ini memang tidak dijual secara umum. Tapi jika ada permintaan untuk acara-acara, kita bisa membuatkannya," ujar dia.
Kopi Sendok Mas
Selain rempah-rempah, bubuk kopi yang digunakannya juga diproduksi oleh warga Arab keturunan Kampung Al-Munawar Palembang. Nama kopinya adalah Sendok Mas, yang memang sudah terkenal di Palembang.
‎"Usaha Kopi Sendok Mas ini juga dari keluarga kami. Jadi kami tidak pernah menggunakan kopi jenis lain selain kopi ini. Sudah ada sejak tahun 1980-an hingga sekarang," kata dia.
Kopi Sendok Mas diolah dari kopi Semendo khas kota Pagaralam, Sumsel. ‎Warga Palembang dulunya sering mengkonsumsi kopi Sendok Mas sebagai salah satu sajian minuman kopi khas Sumsel.
Ada juga makanan khas warga arab yang disajikan di Festival Kopi Kampung Al-Munawar, yaitu Kue Ka'ak, Nasi Minyak, Bubur Nasi, Roti Maryam dan Roti Saos.
Beberapa stan juga menghadirkan kopi dari tiap daerah, seperti Kopi Semendo, Kopi Pagaralam, Kopi Lahat dan lainnya.‎ Tidak hanya dapat mencicipi beragam jenis kopi, para pengunjung juga bisa menelusuri tiap sudut kawasan Kampung Al-Munawar, seperti rumah tua ratusan tahun hingga menikmati semilir angin di sudut kampung Arab di pinggir Sungai Musi Palembang.
Nurul (26), salah satu pengunjung Festival Kopi Kampung Al-Munawar Palembang mengatakan, baru kali ini dirinya mencicipi rasa kopi yang berbeda dari minuman kopi pada umumnya.
"Cuma di festival ini saya menemukan penyajian kopi yang berbeda. Kopi rempah begitu nikmat dengan aroma rempah-rempah. Terasa hangat dan menyegarkan tubuh. Memang tidak banyak yang menyukai rasanya, lebih ke rasa jamu," ujar dia
Advertisement