Pesona Edelweis dan Savana di Persemayaman Surya Kencana

Alun-alun Surya Kencana di Gunung Gede-Pangrango selalu menyuguhkan pemandangan menawan yang tak pernah habis.

oleh Muhamad Nuramdani diperbarui 11 Nov 2016, 06:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2016, 06:30 WIB
Alun-alun Surya Kencana
Bunga edelweis yang bermekaran di alun-alun Surya Kencana Gunung Gede - Pangrango. Foto: Muhammad Nuramdani.

Liputan6.com, Jakarta Padang savana biasa kita temukan di kawasan tandus di dataran rendah dengan cuaca panas khas tanah kering. Namun ternyata padang savana ada juga di atas puncak gunung, seperti di alun-alun Surya Kencana, Gunung Gede Pangrango. Padang savana ini menjadi latar tanaman yang hanya tumbuh di ketinggian, yaitu bunga edelweis atau yang bernama latin Anaphalis Javanica.

Alun-alun ini berada di atas ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut, di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang terdapat di tiga kabupaten, yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Untuk sampai ke tempat ini, para pendaki harus menempuh perjalanan treking selama 7 hingga 8 jam via jalur Cibodas atau Gunung Putri.

Sejauh mata memandang, di lapangan berbentuk bulan sabit ini terlihat bunga edelweis tumbuh subur di antara luasnya padang savana. Tumbuhan ini memiliki aroma khas saat Anda menciumnya.

Keindahannya menjadi daya tarik bagi para pendaki untuk berfoto. Sekadar mengingatkan, pendaki tidak diperkenankan memetik dan membawa bunga edelweis karena sangat dilindungi.

Selain Surya Kencana, di sebelah utara ada tempat yang dinamai Lembah Mandalawangi atau Lembah Kasih, yang terletak di antara titik temu Gunung Gede dan Gunung Pangrango, bunga edelweis juga tumbuh subur di sini.

Maka tak heran, Soe Hok Gie, seorang aktivis di masa kepemimpinan Presiden Sukarno, jatuh cinta pada tempat ini. Selain pesona bunga abadi, pendaki bisa melihat indahnya matahari tenggelam di antara Gunung Salak.

Gie, biasa ia disapa, sering mendaki Gunung Gede. Bisa kita lihat kecintaanya pada gunung ini di dalam puisi yang ditulisnya, seperti judul "Mandalawangi-Pangrango".

Selain Gie, fotografer handal sekaligus traveler, Don Hasman, pernah mendaki Gunung Gede dan Pangrango sekitar 200 kali. Pria kelahiran 7 Oktober 1940 ini tak hanya menjelajah Nusantara, tapi hingga ke belahan dunia lainnya.

Bahkan, ia dinobatkan orang Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di Gunung Himalaya. Begitu mempesonanya Gunung Gede dan Pangrango di mata keduanya, seperti pesona bunga edelweis.

Edelweis ini bisa tumbuh mencapai 8 meter di tanah vulkanik di ketinggian antara 2.000 meter di atas permukaan laut, tetapi umumnya tumbuh tidak mencapai 1 meter.

Jika ingin melihat bunga edelweis bermekaran dengan sempurna, biasanya di bulan April hingga Agustus. Namun fase mekar terbaiknya di bulan Juni hingga Agustus.

Selain edelweis, lapangan seluas 111 m ini diapit bukit dan puncak Gunung Gede yang ditumbuhi pohon bermanfaat bagi pendaki, seperti pohon cantigi (vaccinium varingifolium).

Buah dari pohon cantigi bisa dikonsumsi untuk survival, berbentuk kecil seperti butiran tasbih dan warnanya ungu gelap seperti buah berry, karena masih berkerabat dengan blueberry. Jika matang, rasa buah ini manis dan teksturnya lembut dengan didominasi biji-biji kecil.

Puncak Gunung Pangrango dilihat dari Gunung Gede. Foto: Muhammad Nuramdani.

Buah lainnya seperti arben juga tumbuh banyak di sisi alun-alun Surya Kencana. Pohon berduri dan berdaun lebar ini tumbuh membentuk semak. Buahnya berwarna oranye seperti telur ikan dan rasanya manis asam.

Jika teliti, pendaki bisa menemukan tanaman stroberi di antara sisi bebatuan yang menyembul di alun-alun Surya Kencana. Tanaman bernama latin Fragaria virginiana ini tumbuh kerdil. Buahnya pun tak sebesar pada umumnya.

Tepat di tengah padang savana dialiri air jernih, bak oase bagi para pendaki. Di antara sisi sungai bahkan keluar air dari tanah membentuk curug kecil. Air ini biasa digunakan para pendaki untuk minum dan masak.

Savana di alun-alun Surya Kencana biasa dijadikan tempat kemping favorit para pendaki, karena berdampingan dengan bunga edelweis. Jika malam hari, pendaki bisa melihat hamparan bintang langit dan bahkan bintang jatuh jika cuaca cerah.

Tak jauh dari alun-alun, Puncak Gunung Gede yang berada di ketinggian 2.958 MDPL bisa ditempuh menanjak selama 30 menit dari alun-alun Surya Kencana.

Para pendaki menyusuri alun-alun Surya Kencana setelah menapai puncak Gunung Gede. Foto: Ahmad Ibo.

Untuk ke sana, waktu terbaiknya adalah pagi, demi melihat sunrise. Pendaki diharuskan bangun pagi buta sekitar pukul 04.30, dari alun-alun dengan menyusuri hutan cantigi yang berlumut tebal. Uniknya semakin tinggi pendakian, semakin kerdil pohon ini.

Pendaki dipermudah dengan jalan berbatu dan akar yang membentuk tangga secara alami maupun sengaja dibuat.

Selain melihat sunrise di puncak, pendaki bisa melihat Kota Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, bahkan Jakarta, jika tak berkabut. Alun-alun Surya Kencana pun bisa terlihat dengan tenda-tenda pendaki yang tersebar di penjuru alun-alun. Juga bunga edelweis yang mambentuk rumpun terlihat putih seperti renda yang menghiasi luasnya alun-alun Surya Kencana.

Sekedar tips, menurut para pendaki yang sering ke sini, untuk mengetahui bagaimana mendapatkan sunrise yang bagus, biasanya di malam hari turun hujan. Itu menandakan Anda bisa menyaksikan matahari terbit tanpa terhalang awan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya