Bupati Karawang ke Italia Saat 13 Ribu Korban Banjir Mengungsi

Banjir Karawang mulai surut hingga ketinggian 40 cm, tapi banjir susulan masih berpotensi.

oleh Abramena diperbarui 16 Nov 2016, 12:02 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2016, 12:02 WIB

Liputan6.com, Purwakarta - Kabupaten Karawang adalah salah satu daerah di Jawa Barat yang terdampak luapan Sungai Citarum dan Sungai Cibeet hingga mengakibatkan bencana banjir besar. Kepala BPBD Karawang Asip Suhendar menyebut, banjir merendam 5.789 unit rumah dan menyebabkan 13 ribu jiwa terdampak.
‪
Ketinggian banjir saat ini mulai surut dari 2 meter menjadi sekitar 40 cm. Hal itu membuat warga di dua perumahan, yakni Perum Karaba dan Perum Bintang Alam, mulai kembali ke rumah. Mereka hendak melihat kondisi rumah sambil mengecek harta benda yang tersisa.

"Kalau barang elektronik otomatis rusak ya karena terendam. Tapi yang lain, seperti perabotan, tinggal membersihkannya saja," kata Agus, salah seorang warga Perum Bintang Alam, Rabu (16/11/2016).

Sebagian warga lainnya sibuk membersihkan lumpur sisa genangan banjir. Mereka berusaha membersihkan rumah sambil berharap agar banjir susulan tidak terjadi.

"Kalau tinggal lagi di rumah belum berani karena khawatir kalau Sungai Citarum meluap lagi dan terjadi banjir susulan," ujar Syahril, warga lain.

Warga juga mengaku cemas lantaran cuaca belum sepenuhnya membaik. Apalagi, debit air di Sungai Citarum yang melintas di sekitar perumahan masih tinggi.

Warga korban banjir berharap ke depan banjir tahunan tersebut tidak lagi terjadi. Mereka meminta Pemkab Karawang mengantisipasi banjir, di antaranya dengan membuat tanggul di sepanjang Sungai Citarum yang melintas permukiman dan perumahan.

"Kalau tiap tahun terus menerus terkena banjir masyarakat mau bagaimana? Saya juga berharap agar penanganan banjir tidak semata bahan berjualan untuk pemimpin Karawang mendatang saat melakukan kampanye agar terpilih," ucap Iman Nurjaman, salah seorang warga korban banjir di Perum Karaba.


Bupati ke Italia

Hingga kini, sejumlah tempat pengungsian korban banjir masih dibuka. Di antaranya di sekitar Perumahan Bintang Alam, Desa Karangligar, kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, wilayah Tanjungpura, Perumahan Karawang Indah, dan di wilayah Payungsari.

Sementara warga masih sibuk mengamankan diri, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bersama sejumlah pejabat Dinas Kesehatan Karawang justru berangkat ke Italia.

Kepala Humas Setda Kabupaten Karawang Matin Abdul Rajak mengungkapkan, keberangkatan Cellica dalam rangka mempresentasikan program penanganan angka kematian ibu dan bayi di daerahnya.‬

‪"Ibu Bupati ke Italia memenuhi undangan, untuk mempresentasikan Si Jari Emas, yaitu program penanganan angka kematian ibu dan bayi. Kenapa diundang ke sana, karena programnya dinilai berhasil di sini," kata Matin, Selasa, 15 November 2016‬

Menurut Matin, Bupati Cellica mengikuti acara di Italia selama beberapa hari karena acara tersebut juga diikuti sejumlah negara, selain Indonesia. Selama Bupati tidak di tempat, penanganan banjir dikoordinasi Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPDB) yang sudah menerjunkan personel ke sejumlah titik bencana banjir.

‪"Pemkab tidak tunggal dan untuk penanggulangan sudah ada BPBD dan lain-lainnya," ujar Matin.

Pengungsi Banjir Gatal-Gatal

Sementara itu sejumlah warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang mengungsi akibat peristiwa bencana banjir luapan sungai Cibeet mulai mengalami gatal-gatal, Rabu.

"Kami menurunkan puluhan tenaga medis ke lapangan. Mereka banyak menerima keluhan penyakit gatal-gatal dari warga korban banjir," kata Rosid, Kasi Pengamatan Penyakit, Imunisasi dan Kesehatan Matra Dinas Kesehatan setempat, di Karawang.

Saat ini puluhan tenaga medis sudah tersebar di 16 pos kesehatan sekitar Karawang. Pos-pos kesehatan tersebut dibangun di dekat pengungsian korban banjir.

Selain membangun pos kesehatan, Dinas Kesehatan Karawang juga melakukan pelayanan kesehatan "mobile" bagi para korban banjir. Dari laporan petugas kesehatan yang diterima, korban banjir banyak mengeluhkan penyakit gatal-gatal serta batuk pilek.

"Tapi keluhan penyakit gatal-gatal warga korban banjir lebih mendominasi," kata dia.

Rosid menyatakan, pos kesehatan itu disebar di sejumlah titik pengungsian korban banjir sampai kondisi aman.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang menyatakan banjir yang terjadi sejak Senin (14/11) dini hari melanda lebih dari lima kecamatan.

Di lima kecamatan itu terdapat ribuan rumah yang terendam banjir, dan puluhan ribu warga korban banjir mengungsi. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya