Curhat Korban Pembangunan Bandara pada Legislator Majalengka

Saat disandera itu, warga mencurahkan isi hatinya terkait rencana pembebasan lahan untuk Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

oleh Panji Prayitno diperbarui 19 Nov 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2016, 12:00 WIB

Liputan6.com, Majalengka - Pembebasan lahan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), yang dikenal pula dengan nama Bandara Kertajati, berujung polemik. Salah satu yang terkena getahnya adalah legislator dari DPRD Majalengka bernama Hamdi.

Ia menuturkan pengalamannya saat disandera warga ketika memasuki wilayah Sukamulya bersama sejumlah anggota DPRD lain sekitar seminggu lalu. Hamdi dicegah pulang oleh warga yang kesal dengan rencana pembangunan.

Saat itulah warga memanfaatkan waktu untuk curhat. "Mereka mendukung pembangunan BIJB. Hanya saja, mereka ingin direlokasi secara serempak di tempat tertentu yang juga menyatu dengan masyarakat saat ini," ujar Hamdi, Jumat, 18 November 2016.

"Sekali lagi, mereka menyandera saya dan Komisi D adalah untuk menyalurkan aspirasi bahwa sebetulnya warga Sukamulya tetap mendukung pembangunan BIJB," kata dia lagi.

Hal senada juga diungkapkan anggota DPRD Majalengka Suheri. Ia meminta pemerintah tetap mengedepankan upaya persuasif dalam menyelesaikan masalah pembebasan lahan untuk bandara di Sukamulya yang menjadi tempat tinggal 1.478 KK.

"Tolong pemerintah agar bisa berdialog dan bersosialisasi kepada masyarakat Sukamulya dan turuti kehendak masyarakat," ujar dia.

Lima jam kemudian, warga mengizinkan rombongan Komisi D itu pulang. Setelah penyanderaan itu, ricuh justru pecah saat pihak Pemprov Jawa Barat mengukur luas lahan yang hendak dibebaskan.

Warga yang tidak terima melempar batu ke arah aparat yang berjaga. Sekitar 2.000 personel polisi dikerahkan dalam proses pengukuran lahan itu pada Kamis, 17 November 2016.

Bandara Kelas Internasional

Sebelumnya, Bupati Majalengka menyebutkan luas lahan yang dibutuhkan dalam pembebasan lahan untuk pembuatan landasan pacu BIJB adalah 3.600 meter. Namun, Pemprov disebut baru berhasil membebaskan lahan 750 meter.

Bandar Udara Kertajati pada tahap awal direncanakan akan memiliki satu landas pacu dengan kapasitas 5,6 juta penumpang per tahun. Diharapkan bandara ini dapat menjadi alternatif bagi masyarakat Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah.

Sesuai dengan rencana induk, bandara ini nanti akan dilengkapi dengan dua buah landasan pacu berukuran 3.500 x 60 meter dan 3.000 x 60 meter yang mampu menampung pesawat sekelas Boeing 747 atau Boeing 777.

Untuk sisi udara, bandara ini akan dilengkapi dengan apron seluas 228.944 meter persegi yang mampu menampung dua pesawat sekelas Boeing 777, 10 pesawat sekelas Boeing 737-900 ER, 12 pesawat sekelas Boeing 737-400, taxiway, runway strip 3.120 x 300 meter, fasilitas alat bantu pendaratan pesawat, serta fasilitas penunjang lain.

Pada sisi darat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membebaskan lahan seluas 1.000 hektare dari kebutuhan lahan total sampai dengan tahap ultimate yang perlu dibebaskan seluas 1.800 hektare.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya