Liputan6.com, Kupang - Irwansyah mengamuk di Sekolah Dasar Negeri 1 Seba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa, 13 Desember 2016, sekitar pukul 08.30 Wita. Bermodal sebilah pisau di tangan, pria berusia 32 tahun asal Depok, Jawa Barat, itu secara membabi buta melukai tujuh murid yang sedang mengikuti ujian.
Akibat penyerangan disertai penikaman itu, dua siswa kelas 4, tiga siswa kelas 5 A dan dua siswa kelas 6 B SDN 1 Seba di Sabu Raijua, NTT itu harus mendapat perawatan insentif.
Wali Kelas 6 B, Margareta Lawa Jo menuturkan, saat itu dia sedang memberi ujian perbaikan nilai bagi siswa yang nilainya merosot. Ia sempat melihat seorang pria berpakaian serba hitam dengan ransel masuk melalui gerbang masuk. Pria bercelana pendek itu berjalan masuk sambil meraba-raba isi tasnya.
"Saya pikir orangtua murid yang mau berurusan dengan pihak sekolah, saya akhirnya lanjut memberikan ujian. Dia berpakaian serba hitam," ucap Margareta kepada Liputan6.com, Rabu, 14 Desember 2016.
Hanya berselang beberapa menit, lanjut Margareta, ia dikagetkan dengan teriakan siswa kelas 4 dan 5 A yang berteriak "Ada orang gila" sambil berhamburan ke halaman sekolah. Penasaran dengan hal itu, dia memutuskan untuk keluar dari ruangan kelas.
Baca Juga
Saat itu, Margareta mengaku menyaksikan langsung pelaku menggorok leher, OB siswi kelas 4 di luar halaman sekolah. Ketika sedang menggorok leher siswa, pelaku sempat dilempari seorang guru laki-laki menggunakan batu. Namun, bukannya menghentikan niatnya, pelaku malah kembali menggorok leher siswa itu hingga berdarah.
"Dia menjatuhkan siswa itu kemudian dia tarik rambut korban dan (kembali) menggorok leher siswa. Saat dilempar, dia hanya menoleh ke belakang dan melanjutkan aksinya. Saya lihat darah muncrat ke atas dan saya langsung tutup pintu kelas," ujar Margareta.
Setelah mengejar siswa dan menggorok leher siswa di luar halaman, pelaku masuk kembali ke ruangan kelas 4 dan menikam dua siswa lainnya. Melihat hal itu, dia menyuruh siswanya untuk berlari ke luar.
Namun, saat dirinya sedang mengeluarkan siswanya, pelaku tiba-tiba menerobos masuk dan menikam dua siswa, yakni, GR dan JD yang saat itu sedang berdesakan di pintu kelas.
Advertisement
Ancam Bunuh Guru
"Siswa saya sedang berdesakan berebutan keluar, tetapi pelaku tiba-tiba datang dan menikam dua siswa. Saat itu saya berteriak minta bantuan guru lain. Namun pelaku malah mengancam bunuh saya dan berteriak bunuh semua guru-guru," kata Wali Kelas 6 B SDN 1 Seba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT, Margareta Lawa Jo.
Sementara, Wali Kelas 5 A, Febrina A Rihi mengatakan, peristiwa itu terjadi saat dia mengajar pelajaran matematika di kelas yang disasar pelaku. Pelaku datang langsung menghampiri deretan murid yang duduk di bagian depan dekat pintu masuk.
"Orang itu (pelaku) langsung tusuk lehernya Manuel Tamela. Ngeri, darah muncrat dari leher murid saya itu. Melihat itu, saya teriak minta pelaku keluar dari ruangan. Tapi dia tidak pusing dengan larangan saya," ujar Febriana.
Pelaku, kata Febriana, juga menggorok leher AM yang duduk bersebelahan dengan korban pertama. Dia sudah menyerukan murid-murid agar lari keluar ruangan lewat pintu belakang. Tapi pelaku berhasil menangkap seorang lagi siswa, MY dan menikamnya.
Saat berada di luar ruang kelas, Ferbiana berteriak memanggil rekan guru untuk memberitahukan peristiwa berdarah di ruang kelas 5A. Sejumlah guru berdatangan, tapi pelaku masih berada di dalam ruangan kelas.
"Kami masih lihat dia mengayunkan goloknya di dalam kelas. Begitu rekan guru melihat dari jendela, ternyata dia sedang menggorok leher dan melukai anak-anak yang sudah terkapar," tutur Ferbiana.
Di saat yang sama belasan personel Polsek Sabu Barat datang dan berhasil menangkap pelaku penikaman siswa SD tersebut. Setelah menangkap pelaku, aparat mengevakuasi tujuh korban ke Puskesmas terdekat.
Advertisement