Liputan6.com, Jambi Serapat-rapatnya menyimpan bangkai pasti akan tercium baunya. Begitulah nasib RS, laki-laki 34 tahun warga Desa Rantau Puri, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi ini.
Selama hampir enam tahun, tepatnya sejak 2010, RS menutupi kelakuannya membunuh anak tirinya yang baru berumur lima tahun saat kejadian. Akhirnya, kelakuan jahatnya kini terungkap.
Salah seorang tetangga sekaligus masih ada hubungan kerabat dengan ibu korban mengatakan, keluarga awalnya mengira sang anak tersebut diculik orang tidak dikenal.
Advertisement
"Apalagi, dia (RS) juga pura-pura bingung. Seperti tidak tahu apa-apa," ujar tetangga korban yang enggan namanya ditulis saat dihubungi dari Jambi, Minggu (1/1/2017).
Menurut tetangga korban ini, awalnya tidak ada yang menyangka RS tega membunuh bocah yang tak lain adalah anak kandung istrinya sendiri. Apalagi, selama menikah dengan istrinya, RS tidak terlihat seperti orang pemarah, khususnya terhadap anak tirinya itu.
Usai hilangnya korban, keluarga pun mencoba melakukan pencarian. Bahkan sempat mendatangi beberapa dukun atau orang pintar.
Baca Juga
Awal Terungkap
Tetangga korban ini juga mengaku, sejak dinyatakan hilang pada 2010, keluarga memang belum melapor ke kepolisian. Apalagi selama ini, keluarga korban hanya tinggal bersama sang nenek.
Merasa putus asa ditambah sejumlah saran dari tetangga, akhirnya sang nenek korban bersama ibu korban mau melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian.
"Nenek juga katanya sering didatangi oleh sang cucu dalam mimpi. Jadi akhirnya melapor ke polisi," kata tetangga korban tersebut.
Kasubdit IV, Ditereskrimsus Polda Jambi, Kompol Herry Manurung mengatakan, RS resmi ditahan sejak hari Minggu, 13 November 2016. RS ditetapkan sebagai tersangka pembunuh anak tiri berinisial BA yang masih berusia 5 tahun.
Dari hasil penyelidikan atas laporan itu, ternyata korban menjadi bulan-bulanan tindak kekerasan oleh ayah tirinya hingga tewas. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan jasad korban yang dikubur secara sembunyi-sembunyi oleh RS tak jauh dari rumahnya.
"Sementara dari pengakuan pelaku, ia nekat membunuh anak tirinya karena alasan ekonomi," tutur Kompol Herry.
RS yang hanya bekerja sebagai tukang bengkel mengaku kesal sang anak tiri menangis minta jajan. Saat itulah, di saat rumah sepi dan istrinya tidak ada, RS nekat menghajar dengan cara memukul dan menendang hingga tewas anak tirinya.
Khawatir perbuatannya diketahui, RS pun mengubur diam-diam anak tirinya itu. Saat istri dan mertuanya mengira sang anak hilang, RS awalnya pura-pura tidak tahu. Namun akhirnya, kelakuan jahatnya terungkap 6 tahun kemudian.
Proses hukum RS kini tengah berjalan di kepolisian. Untuk selanjutnya dilimpahkan ke kejaksaan.