Ganjar Minta Warga Lebih Cerewet tapi Tidak Hoax di Medsos

Ganjar meminta agar media sosial bisa digunakan untuk hal yang positif dan kreatif, salah satunya mewaspadai peredaran narkoba via internet.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 07 Jan 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2017, 12:03 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Ganjar memberikan motivasi kepada warga Brebes untuk menggunakan medsos untuk hal yang positif dan kreatif.

Liputan6.com, Brebes - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyebut jika saat budaya cerewet lima kali lipat lebih tinggi dibanding budaya baca yang semakin menurun.

Dia memaklumi kondisi tersebut karena pengaruh banyaknya media sosial (medos) yang menjadi corong masyarakat untuk mengeluarkan pendapat ataupun hanya komentar-komentar selentingan.

Menurut Ganjar, 'kecerewetan' melalui media sosial itu bisa memberikan dampak positif jika menyampaikan hal-hal kreatif dan inovatif. Salah satunya, memperkenalkan destinasi wisata melalui media sosial agar mendunia.

Hal ini disampaikan Gubernur saat dialog dengan warga kecamatan Jatibarang, di Aula Kecamatan Jatibarang Brebes, Rabu 4 Januari 2016.

Ganjar menceritakan, betapa dahsyatnya penggambaran sebuah desa di NTB oleh pemuda setempat. Dia membuat cerita sisik melik desanya, yang kemudian menjadi juara 1 lomba penulisan tingkat nasional. Kemudian desa tersebut menjadi tempat wisata yang luar biasa dan dikunjungi banyak turis.

"Ide kreatifnya sangat ringan, antara lomba memanjat pohon kelapa," ucap Ganjar.

Ganjar memuji aktivis pemuda yang membuat aplikasi internet dan mempercantik desanya dengan berbagai aktivitas kreatif. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan lewat literasi dengan internet.

"Jangan sesekali membuat kabar-kabar hoax yang bikin hoeks masyarakat. Menjadi asyik, ketika rembug desa bisa lewat internet dengan WA, Twitter, FB, dan lain dengan saling berdiskusi secara intensif," dia menambahkan.

Ganjar juga meminta kepada seluruh Kepala Desa dan warga masyarakat untuk menjaga wilayah desanya masing-masing, seperti dari bahaya teroris, narkoba, Tembakau Super Cap Gorila, pornografi yang semuanya bisa masuk ke desa.

Mengenai dana desa, lanjut Ganjar, para kepala desa diharapkan untuk menampilkan pendanaan dan programnya secara transparan, yang bisa dibaca, dan dilihat oleh masyarakat.

"Kalau masyarakat sudah menaruh kepercayaan, maka bisa diajak bareng untuk membangun bersama," kata dia.

Dalam dialog, Kepala Desa Kalialang Sunaryo menanyakan cara mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Dia berencana akan mendirikan DesaMart yang menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat desa setempat.

Ganjar menyarankan agar DesaMart bisa melibatkan warga masyarakat dengan menanam saham. "Saham, bisa dimiliki para warga desa dan dipromosikan lewat internet," kata Ganjar.

Ganjar memotivasi kepada warga maupun perangkat desa untuk tidak takut dalam mencari terobosan untuk peningkatan ekonomi.

"Urungkan niat untuk mencuri, tapi berinovasi dan berkreasi untuk kemajuan desa kita," dia memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya