Liputan6.com, Palangkaraya - Ribuan ton batu bara yang diambil dari dalam bumi Kalimantan Tengah selama ini diangkut melalui sungai yang bermuara di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Akibatnya, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor itu sangat rendah.
Tak ingin terus kehilangan potensi, Pemprov Kalteng menargetkan pengangkutan batu bara pada 2018 harus melalui Sungai Kapuas yang bermuara di Pelabuhan Batanjung, Kabupaten Kapuas, Kalteng.
"Untuk tahap awal, kita akan melakukan penyelesaian Pelabuhan Batanjung dan pengerukan Sungai kapuas di Kabupaten Kapuas," kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Palangkaraya, Senin malam, 27 Februari 2017.
Selama berpuluh tahun, ia menganggap Kalteng tidak mendapatkan hasil apa-apa dari sektor angkutan batu bara. "Teknis pelaksanaannya nanti, kita tutup jalur yang mengarah ke Kalsel dan tongkang angkutan batu bara asal Kalteng harus melalui Sungai Kapuas," kata Sugianto.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mendukung rencana itu, Gubernur meminta agar aparat TNI dan Polri mendukungnya.
Bupati Kapuas Ben Brahim Bahat juga mengakui hal itu. Selama ini, pengangkutan batu bara asal Kalteng selalu melalui Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang bermuara di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalsel.
"Akibatnya ketika berbicara masalah bagi hasil, maka Kalsel selalu diuntungkan," kata Ben.
Saat ini, Pemprov Kalteng sedang mengebut penyelesaian pembangunan Pelabuhan Laut Batanjung untuk menampung batu bara yang berada di muara Sungai Kapuas, Kabupaten Kapuas yang dimulai sejak 2011.
Pada tahun ini, pemerintah akan membangun sarana dan prasarana pendukung, seperti kantor, gedung dan terminal. Pelabuhan ditargetkan bisa beroperasi penuh pada 2018.