Awas, Berita Hoax Jadi Alat Rekrut Teroris Baru

Selain hoax jadi alat rekrut, baiat calon pengantin kini juga sudah secara online.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Mar 2017, 17:02 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 17:02 WIB
Awas, Berita Hoax Jadi Alat Rekrut Teroris Baru
Selain hoax jadi alat rekrut, baiat calon pengantin kini juga sudah secara online. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kelompok radikal menggunakan berita hoax dari isu nasional sebagai alat propaganda. Mereka menunggangi isu nasional untuk menyebarkan berita hoax lewat internet yang mempengaruhi cara pandang banyak orang.

"Itu fenomena terorisme baru di dunia maya, berita hoax jadi sarana propaganda, menjadi cara untuk rekrutmen pengikut," ujar Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan Deradikalikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Yogyakarta, Kamis, 2 Maret 2017.

Ia mengungkapkan berita hoax dan komentar-komentar serta berbagai opini di sosial media menjadi peta bagi kelompok radikal untuk mencari pengikut. Pembaiatan pun sudah berbeda dengan dulu yang harus bertatap muka langsung.

"Contohnya bom panci di Bekasi beberapa waktu lalu, dibaiat secara online, menikahkannya juga secara online," ucap dia.

Abdul menilai, kelompok radikal cerdas memanfaatkan dunia maya dengan memutarbalikkan situasi menjadi seolah-olah benar dan mengharapkan  keuntungan. Hal itu yang harus diwaspadai pengguna dunia maya supaya tidak terpengaruh.

Berita hoax, lanjut dia, sudah sangat susah untuk dibendung. Terlebih, dunia maya milik bersama sehingga semua orang bisa menyampaikan pendapatnya.

"Kecenderungan masyarakat adalah malas menyeleksi dan melakukan verifikasi informasi yang diperoleh dari dunia maya," kata Abdul.

Ia menyebutkan, hasil survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), angka pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 132,7 juta orang dari total penduduk 256,2 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 129,2 juta orang mengakses media sosial. Ada kenaikan signifikan jika dibandingkan 2014 yang angka pengguna internetnya sebesar 88,1 juta jiwa.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya