Gaya Wali Kota Semarang Menyiapkan Generasi Anti-Macet

Penyiapan dan penyediaan angkutan umum jadi fondasi membentuk mental dan kebiasaan masyarakat untuk lepas dari tekanan kemacetan lalu lintas

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 15 Mar 2017, 08:03 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 08:03 WIB
Wali Kota Semarang backpacker
Wali Kota Semarang terpergok jadi backpacker (Foto Facebook akun Wajar Oye)

Liputan6.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku gelisah melihat dinamika kota-kota besar di Indonesia yang cenderung macet. Kemudahan kepemilikan kendaraan menyebabkan kemacetan seperti dipercepat.

Semarang juga sudah dikepung kemacetan. Kemacetan utama berada di pinggiran kota, saat jam berangkat dan pulang kerja. Menurut wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut, jika hal ini dibiarkan, hanya dalam waktu beberapa tahun saja, kemacetan Semarang akan sangat parah.

Sejumlah ruas jalan yang menjadi pusat aktivitas masyarakat akhirnya diberlakukan searah. Meski sempat ditolak sebagian masyarakat, sekarang ruas Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajahmada, Jalan Thamrin, dan Jalan Veteran terasa lebih longgar.

"Tak ada jaminan Semarang akan lancar-lancar saja ke depan. Meskipun ruas jalan diperlebar, tetap saja kemacetan menjadi ancaman serius, sebagaimana kota-kota lain," ucap Hendi, Selasa, 14 Maret 2017.

Menurut Hendi, upaya antisipasi kemacetan di masa datang tak cukup dengan solusi yang bersifat teknis. Membangun kebiasaan bepergian dengan kendaraan umum menjadi salah satu contoh solusi. Dengan kendaraan umum yang tersedia, otomatis akan mampu mengangkut masyarakat dengan jumlah banyak.

Penyiapan dan penyediaan angkutan umum menjadi fondasi pembentukan mental dan kebiasaan masyarakat untuk terlepas dari tekanan kemacetan lalu lintas. Tak hanya itu, penyiapan mental dan pembiasaan baik harus dilakukan terhadap generasi yang relatif masih polos dan mudah dibentuk.

"Saya akan coba promosikan angkutan umum kepada anak-anak SMP. Selain membentuk kebiasaan mereka naik angkutan umum dan mengurangi kemacetan, juga akan membawa anak-anak SMP itu tidak ugal-ugalan mengendarai sepeda motor tanpa SIM," kata Hendi.

Tahap awal, Wali Kota Semarang yang menjadi selebritas media sosial (medsos) ini membagikan e-Ticket Bus Trans-Semarang gratis kepada siswa dan siswi di SMP. E-Ticket itu bisa digunakan selama satu bulan dengan nominal saldo Rp 50.000. Tarif pelajar untuk Bus Trans-Semarang saat ini adalah Rp 1.000.

"Tentu saja semua akan sia-sia jika tidak disediakan armada yang bagus, mumpuni, aman, nyaman, dan tepat waktu. Jadi nanti akan disiapkan 16 bus Trans-Semarang khusus pelajar yang akan beroperasi mulai pagi hari jam setengah enam (05.30 WIB)," kata Hendi.

Wali Kota Semarang ini berharap, upaya tersebut bisa memutus lingkaran setan kemacetan lalu lintas yang diawali ketidaktegaan orangtua melepas anaknya naik angkutan umum. Jaminan keamanan dan kenyamanan tentu menjadi kunci.

"Enak lho, naik BRT ramai-ramai. Bisa seru-seruan dengan teman-teman," kata Hendi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya