Detik-Detik Tanah Retak di Ponorogo

Retakan tanah sangat berpotensi longsor dan memicu kepanikan warga.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 07 Apr 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2017, 11:00 WIB
Tanah Retak di Ponorogo
Retakan tanah sangat berpotensi longsor dan memicu kepanikan warga.

Liputan6.com, Ponorogo - Bencana tanah longsor kembali menghantui wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Ancaman itu kini mengintai Desa Dayakan, Kecamatan Badegan.

Hujan deras yang terjadi sejak Rabu sore, 5 April 2017, hingga malam hari menyebabkan tanah retak dan ambles. Detik-detik tanah retak itu diingat betul oleh salah satu warga.

"Saya mendengar suara gemuruh dan merasakan tanah bergetar," kata salah satu warga, Toimin kepada Liputan6.com, Kamis 6 April 2017.

Usai gemuruh dan tanah bergetar itu, ia melihat retakan di lantai tanah rumahnya dengan lebar 40 cm dan kedalaman kurang lebih 4 meter. Retakan itu mengakibatkan sebagian genteng rumah Toimin runtuh.

Retakan paling bawah terjadi di Jalan Raya Dayakan-Watuagung, tepatnya di jalan lingkungan Pengkok. Awalnya hanya retak membelah jalan, sekarang merambat ke bahu jalan kurang lebih 5 meter.

Hal itu menjadi pemicu kepanikan warga jika terjadi longsor seperti di Banaran belum lama ini. Sebab, retakan tanah sangat berpotensi longsor.

Retakan tanah itu mengakibatkan warga di dua dukuh mengungsi. Data sementara dari Komunitas warga setempat ada 269 jiwa di Dukuh Watuagung dan 25 jiwa di Dukuh Kliyur mengungsi ke rumah saudara dan ke balai desa. Ada juga yang mengungsi ke beberapa rumah warga.

Retakan tanah sangat berpotensi longsor dan memicu kepanikan warga. (Liputan6.com/Dian Kurniawan).
"Kami meminta informasi hari ini dari Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Ponorogo dan Provinsi ada retakan baru di Desa Dayakan," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf.

Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah, menghimbau warga untuk tidak panik dan mematuhi petunjuk dari petugas Bhabinkantibmas dan Perangkat Desa.

"Saat ini pantauan di lapangan, kondisi retakan di bukit lebar satu meter dengan kedalaman 300 meter dan ketinggian bukit sendiri 300 meter," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatim ini.

Bhabinkamtibmas Desa Dayakan, Bripka Didik Harianto menambahkan, saat ini warga yang sudah berada di posko pengungsian di Balai Desa sudah mulai membutuhkan tenda serta bantuan logistik lainnya. Mereka untuk sementara waktu ini mengungsi akibat kejadian tanah retak ini.

"Karena warga yang trauma, akhirnya ketika ada berita retakan langsung mengungsi dan segera butuh bahan makanan dan obat-obatan," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya