Gubernur Zumi Zola Lepas Seribu Lampion Kedamaian Waisak

Pelepasan seribu lampion itu sebagai tanda harapan dan kebaikan, tidak hanya untuk umat Buddha, tapi juga untuk Indonesia dan seluruh dunia.

oleh Bangun Santoso diperbarui 11 Mei 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2017, 14:00 WIB
Peringatan Waisak Jambi
Zumi Zola bersama biksu dan umat Budha melepas lampion di Candi Muarojambi. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Seperti tahun sebelumnya, peringatan Waisak di Provinsi Jambi dipusatkan di kawasan Candi Muaro Jambi. Peringatan ini ditandai dengan pelepasan ribuan lampion kedamaian oleh Gubernur Jambi, Zumi Zola.

Pelepasan seribu lampion ini dilakukan Zumi Zola bersama para umat Buddha di Candi Muaro Jambi pada Kamis (11/5/2017) dini hari tadi sekitar pukul 03.00 WIB. Oleh panitia, pelepasan seribu lampion itu sebagai tanda harapan dan kebaikan, bukan hanya untuk umat Budha, melainkan juga untuk rakyat Indonesia dan dunia.

Saat pelepasan lampion ada 100 biksu yang datang. Nantinya, sekitar 3.000 lebih biksu akan datang, tak hanya dari Indonesia, tetapi juga sejumlah biksu dari luar negeri.

"Ini baik sekali, sebagai tanda kedamaian dan kebaikan. Ini peringatan Waisak terbesar kedua setelah Borobudur," ujar Zumi Zola.

Bertepatan dengan peringatan Waisak ini, lanjut Zumi Zola, digelar Festival Candi Muaro Jambi 2017 yang dimulai hari ini, 11-14 Mei 2017.

Zumi Zola menambahkan, Candi Muaro Jambi adalah ikon Jambi. Sengaja ia memadukan peringatan Waisak dengan Festival Candi Muaro Jambi, tak hanya untuk meningkatkan wisata Jambi, tetapi juga memperjuangkan Candi Muaro Jambi menjadi world heritage (warisan dunia) oleh UNESCO.

Candi Muaro Jambi terletak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Jambi. Lokasinya tak jauh dari aliran sungai Batanghari yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Luasnya mencapai 12 kilometer persegi dan disebut sebagai kawasan percandian terluas di Asia Tenggara.

Di sini, terdapat 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini, sudah ada delapan bangunan candi yang telah dilakukan pemugaran dan pelestarian secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.

Sebelum pembukaan festival, ribuan umat Buddha terlebih dahulu melakukan prosesi Waisak. Acara itu sudah menjadi tradisi tahunan warga Buddha di Jambi dalam merayakan hari Waisak.

Pada 2016 lalu, pengunjung Candi Muaro Jambi selama festival sebanyak 8 ribu orang. Tahun ini, pemerintah daerah menargetkan pengunjung candi mencapai 10 ribu wisatawan. Sementara, untuk tiket masuk candi saat festival nanti tarifnya sebesar Rp 3 ribu per orang. Besaran tarif ini sesuai dengan SK Pemkab Muaro Jambi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya