Doa Ibu Korban Insiden Meriam di Natuna dalam Pemakaman

Korban insiden meriam saat latihan PPRC di Natuna itu meninggalkan dua anak balita.

oleh Erinaldi diperbarui 19 Mei 2017, 15:51 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2017, 15:51 WIB
Doa Ibu dalam Pemakaman Korban Insiden Meriam di Natuna
Korban insiden meriam saat latihan PPRC di Natuna itu meninggalkan dua anak balita. (Liputan6.com/Erinaldi)

Liputan6.com, Padang - Tangis keluarga pecah ketika jenazah Kapten Arh Bayu Heru tiba di Taman Makam Pahlawan (TMP) Lolong Padang untuk dimakamkan dengan prosesi militer pada Kamis, 18 Mei 2017.

Kapten Arh Bayu Heru adalah salah seorang prajurit TNI yang gugur akibat insiden meledaknya meriam dalam Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datu Natuna, Kepulauan Riau. Ia merupakan putra Teluk Balibi, Punggung Kasik Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Jenazahnya tiba di rumah duka pada Kamis dini hari. Siangnya, jenazah anak pertama dari empat saudara ini langsung dimakamkan di TMP Lolong. Prosesi pemakaman diiringi terompet dan tembakan salvo.

Pihak keluarga yang menghadiri prosesi pemakaman tak dapat menahan duka. Mereka menangis terisak-isak. "Bayu, anak ibu. Semoga engkau ditempatkan di surga, Nak!" ujar ibu korban menahan isak.

Istri korban, Yona Tristiana berusaha untuk tegar. Beberapa kali dia terlihat memeluk mertuanya sambil berdoa dan memandang proses penguburan sang suami. Kapten Arh Heru Bayu meninggalkan dua orang anak berumur 2,5 tahun dan 5 bulan.

Inspektur Upacara, Letkol Asep Salihin mengatakan, Kapten Arh Bayu Heru adalah prajurit yang berdedikasi tinggi. Almarhum lulusan Akmil 2008. Jabatan terakhirnya adalah Danraimer B Yonarhanud 1/1 Kostrad.

Sebelumnya, empat prajurit TNI gugur dalam tugas setelah terkena ledakan meriam kanon type 80 Giant Bow kaliber 23 mm. Kejadian itu juga menyebabkan 12 prajurit mengalami luka-luka dalam gladi bersih latihan tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datu, Natuna, Kepulauan Riau.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya