Liputan6.com, Ternate - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Maluku Utara, Putut Riyatno mengemukakan banyak perempuan usia belasan tahun di wilayah kerjanya sudah menjadi pengantin. Temuan itu dari hasil kunjungannya ke kabupaten/kota di Maluku Utara.
Kepada Liputan6.com, Putut mengatakan mayoritas pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun itu dijumpainya di Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Selatan. Ketiga daerah itu tercatat memiliki kasus pernikahan dini tertinggi.
"Saat saya tanyakan ke ibu-ibu yang hadir, rata-rata menikah di bawah usia 20 tahun, bahkan ada yang menikah di umur 15 dan 16 tahun. Itu adanya di Tidore dan Tobelo (Halmahera Utara), termasuk di Kayoa (Halmahera Selatan)," kata Putut, usai rapat persiapan penjemputan kedatangan Kepala BKKBN pusat, di depan Rumah Sakit Tentara, Belakang Sekolah Cina, Kota Ternate, Sabtu, 20 Mei 2017.
Baca Juga
Advertisement
Dari hasil pernikahan dini itu, para ibu yang baru berusia 21 tahun rata-rata memiliki dua hingga tiga anak. Dengan adanya temuan itu, kata Putut, pihaknya akan menggencarkan pemberian informasi tentang risiko pernikahan dini ke masyarakat.
"Mulai dari risiko kematian, risiko gagal melanjutkan studi, dan sebagainya. Sehingga, pada kedatangan bapak Kepala BKKBN di Ternate nantinya, kami buat berbagai kegiatan," katanya.
Informasi pertama yang disampaikan mengenai pentingnya mengikuti program KB bagi keluarga muda itu. "Program KB itu perlu dan penting. Jika ini tidak dikendalikan, maka akan terjadi bencana ledakan penduduk," ujar Putut.
Poin kedua dalam edukasi risiko pernikahan dini adalah memberikan pemahaman baik kepada keluarga ataupun para remaja, agar tidak cepat-cepat menikah. Terakhir, BKKBN ingin menjalin komunikasi dan interaksi dengan beberapa elemen masyarakat dan pemerintah daerah agar sama-sama mendukung program KB.