Liputan6.com, Yogyakarta - Warung lesehan Intan yang berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta, memang sudah ditutup paksa sementara oleh UPT Malioboro. Penutupan itu dilakukan setelah salah satu pembeli mengunggah struk pembelian makanan yang dinilai kelewat mahal ke media sosial.
Penutupan itu dilakukan karena adanya pengambilan untung gila-gilaan dari pengelola warung dinilai mencoreng citra Malioboro sebagai kawasan wisata yang ramah turis di Yogyakarta. Meski begitu, pemilik warung lesehan itu ternyata tidak melakukan aksi nutuk alias tidak terbuka kepada pembeli tersebut.
"Bukan nutuk, itu bahasa media. Nutuk itu harga yang dia beli berbeda dengan yang dia tempelkan. Kalau kemarin, dia tempelkan daftar harganya, tapi tidak wajar. Berbeda dengan teman lainnya," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 4 Juli 2017.
Walaupun warung tersebut tidak melakukan aksi nutuk itu, pihak UPT dan Paguyuban Pedagang Malioboro menilai perlu ada sanksi kepada pemilik lesehan itu. Sanksi itu diharapkan bisa mengembalikan kenyamanan wisatawan saat menikmati santapan lesehan di Malioboro.
Baca Juga
Advertisement
"Bicara harga relatif ya. Bumbu, bahan mungkin berbeda. Tapi kita liat ada ketidaknyamanan dari wisatawan. Kita kroscek dan paguyuban melihat perlu ada sanksi. Dari sisi citra ini tidak bagus," ujarnya.
Syarif mengatakan sanksi penutupan sementara masih diberlakukan bagi pemilik warung lesehan. Sanksi itu diharapkan bisa memberi efek jera kepada pedagang yang memberikan harga tidak wajar.
"Dia enggak nutuk, wong dia cantumin harga. Misal harganya Rp 100 ribu, ya udah enggak usah beli. Mahal soalnya," ujarnya.
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: