Cara Nelayan Bantul Bikin Garam Sendiri

Garam nelayan Bantul untuk pengasinan ikan. Ladang produksi garam kualitas premium terdapat di sepanjang pantai selatan terutama di Gunungk

oleh Harun MahbubSwitzy Sabandar diperbarui 13 Agu 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2017, 16:00 WIB
Garam Nelayan
Nelayan Pantai Samas Bantul memproduksi garam (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Bantul - Nelayan di Pantai Samas, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memproduksi garam secara mandiri untuk mengasinkan ikan di rumah. Aktivitas itu seiring terbatasnya lahan akibat abrasi serta melonjaknya harga garam.

Pembuatan garam memanfaatkan balok kayu berukuran 25x40 sentimeter dengan tinggi 5 sentimeter. Setiap kotak mampu menghasilkan 3 kilogram garam grosok.

Kadir, salah satu nelayan, memaparkan proses pembuatan garam yang dimulai dengan memasak air laut sampai mendidih untuk mendapatkan kadar garam yang tinggi. Kemudian, air laut matang dimasukkan ke dalam botol air mineral kosong yang dilengkapi pipa pembuangan dengan kapas sebagai penyaring.

Selanjutnya, air laut di dalam botol dituang perlahan ke kotak kayu untuk dijemur. Jika kotak berisi air laut mulai mengkristal, maka air yang masih ada di botol bisa dituang kembali ke kotak secara perlahan.

"Penjemuran membutuhkan waktu lama, dari pukul 10.00 sampai sore karena keterbatasan media kotak," ujar Kadir yang memiliki tiga kotak kayu sehingga ia bisa menghasilkan 9 kilogram garam per proses, Minggu (13/8/2017).

Apabila kotak kayu dilapisi seng dan diberi tambahan plastik hitam tebal, maka proses pengeringan bisa lebih cepat.

Kadir bercerita ketika kolam pembuatan garam masih beroperasi, nelayan tidak kesulitan mendapatkan garam untuk pengasinan ikan. Sebab kolam itu mampu menghasilkan 60 kilogram per hari.

Ketua Nelayan Pantai Samas, Sadino, menjelaskan kolam pembuatan garam mangkrak karena abrasi tinggi. Selain itu, pelatihan dari dinas terkait tidak ada dan kehadiran kemarau basah mempersulit produksi garam di Pantai Samas.

"Kadang garam yang kami hasilkan tidak bersih karena tercampur pasir dari angin, butuh waktu lama membersihkan," ucapnya.

Selain di Bantul, garam juga bisa diproduksi di kabupaten lain. Pemerintah Daerah DIY sendri menilai ladang produksi garam kualitas premium terdapat di sepanjang pantai selatan terutama di Gunungkidul. Pasalnya, kawasan pantai itu memiliki kontur coral dan kadungan yodium hingga 36 ppm dan NaCi hingga 97 persen. Produksi garam premium hanya butuh waktu 7-10 hari karena bibir pantai yang datar.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya