Tega, Maling di Semarang Curi 600 Ton Beras Warga Miskin

Ratusan ton beras warga miskin itu berharga Rp 6 miliar. Targetnya untuk dibagikan kepada ribuan warga miskin di Kota Semarang.

oleh Felek Wahyu diperbarui 23 Agu 2017, 11:02 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2017, 11:02 WIB
Maling di Semarang Tega Curi 600 Ton Beras Warga Miskin
Ratusan ton beras warga miskin itu berharga Rp 6 miliar. Targetnya untuk dibagikan kepada ribuan warga miskin di Kota Semarang. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Pencuri yang satu ini bikin susah ribuan warga miskin di Kota Semarang. Maling yang diduga merupakan pegawai Badan Urusan Logistik (Bulog) itu mengambil 600 ton beras.

Ratusan ton beras yang disimpan di gudang beras Bulog Randu Garut, Kota Semarang itu diperuntukkan bagi warga prasejahtera. Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Tengah, Djoni Nur Ashari menjelaskan beras warga miskin yang dicuri berharga Rp 6 miliar.

"Memang betul. Tanggal 24 Juli kemarin kita resmi melapor ke Kejaksaan Tinggi terkait dugaan korupsi di Gudang Randu Garut," kata Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Tengah, Djoni Nur Ashari, Rabu (23/8/2017).

Pencurian yang diduga masuk kategori tindak pidana korupsi, menurut Djoni, terungkap berkat laporan petugas di lapangan. Selanjutnya, ia mengecek langsung kondisi gudang beras tersebut.

"Setelah dilakukan pengecekan dan stok opname, terbukti ada kekurangan," kata Djoni sembari menjelaskan pegawai yang diduga terlibat atas kasus tersebut saat ini sudah dinonaktifkan.

Menurut dia, kasus hilangnya beras untuk warga miskin tersebut langsung ditindaklanjuti dengan melapor ke Kejaksaan. "Saat ini, kasus tersebut sudah ditangani oleh Kejaksaan Tinggi," katanya.

Hingga saat ini, penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah belum menetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi beras warga miskin tersebut. Pihak Kejati masih menyidik dan memeriksa sejumlah orang, termasuk petugas Bulog.

Sejauh ini sudah lima orang saksi yang diperiksa. "Sedang kami lakukan penyidikan. Surat penyidikan sudah ada tapi belum ada penetapan tersangka," ujar Asisten Intelijen Kejati Jateng Jacob Hendrik.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya