Liputan6.com, Jakarta - Harta warisan merupakan topik yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Di satu sisi, warisan dianggap sebagai harta yang sangat berkah. Namun, kenyataannya, sering kali warisan justru menjadi sumber konflik dan perpecahan di dalam keluarga.
Meskipun banyak orang yang menganggap warisan adalah hal yang biasa, ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar warisan bisa dibagikan dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan masalah.
Advertisement
Menurut Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arifv (Buya Yahya), warisan adalah berkah yang luar biasa jika diperoleh dengan cara yang benar. Harta warisan memang penuh dengan berkah, tetapi cara memperolehnya sangat penting. Banyak masalah muncul ketika seseorang mengambil warisan dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan agama.
Advertisement
Perebutan warisan, menurutnya, sering kali menjadi masalah besar dalam masyarakat. Banyak orang terjebak dalam konflik saat berhadapan dengan harta warisan. Dalam hal ini, sangat penting untuk memperhatikan bagaimana cara membagikan warisan agar tidak menimbulkan perpecahan.
Buya Yahya memberikan peringatan tentang dampak buruk dari perebutan warisan. Ia menjelaskan bahwa harta warisan bisa menjadi sumber konflik jika tidak dibagikan dengan adil dan bijaksana.
"Wahai hamba Allah, warisan itu ternyata yang gede setannya," kata Buya Yahya, seperti dikutip dari kanal YouTube @AkhirZamann
Pernyataan ini menunjukkan bahwa masalah warisan sangat rentan dimanfaatkan oleh setan untuk memecah belah umat Islam.
"Setan akan datang ketika ada perebutan harta warisan," lanjutnya.
Menurutnya, godaan setan akan semakin besar ketika ada orang yang terjebak dalam pertikaian karena harta warisan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengendalikan diri dan tidak terjebak dalam emosi saat membagikan warisan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kaya Miskin Sama-Sama Rebutan Warisan
KH Yahya Zainul Ma'arif juga memberikan peringatan yang sangat tegas tentang akibat dari perebutan warisan. "Perebut waris adalah ahli neraka yang berjalan di atas bumi," ujarnya. Ini adalah peringatan keras bahwa konflik warisan bukan hanya masalah duniawi, tetapi juga memiliki konsekuensi serius di akhirat.
Sikap dalam pembagian warisan, menurutnya, harus lembut dan penuh pertimbangan. "Pastikan dalam pembagian waris anda menjadi orang yang paling lembut," tegasnya. Emosi yang tidak terkendali bisa menyebabkan kerusakan yang lebih besar dan membuat proses pembagian warisan semakin rumit.
"Mengangkat suara dalam pembagian warisan hanya akan membuat setan duduk di ubun-ubun kita," lanjut Buya Yahya. Ia menjelaskan bahwa sikap tenang dan saling menghormati sangat penting dalam proses ini.
"Bukan saja orang kaya, si malarat pun rebutan waris," ujarnya. Ini menunjukkan bahwa perebutan warisan bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari status ekonomi atau sosial.
Buya Yahya memberikan contoh tentang seorang ustadz yang meninggal dunia dan meninggalkan dua anak. Meskipun keduanya seharusnya sudah dewasa dan dapat menyelesaikan masalah warisan dengan baik, ternyata mereka justru terlibat dalam perebutan harta.
"Ustadz meninggal dunia punya anak dua, ustadz-ustadz muda rebutan kantin pondok, enggak beres-beres," ceritanya.
Kisah tersebut menunjukkan bahwa meskipun seseorang memiliki pengetahuan agama yang baik, ketamakan masih bisa menguasai hati mereka. "Hati-hati karena apa? Setannya yang gede," kata Buya Yahya.
Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan kita bahwa godaan setan selalu ada, terutama ketika berkaitan dengan harta warisan.
Â
Advertisement
Jangan Terjebak Pada Keserakahan
Buya Yahya menegaskan pentingnya untuk tidak terjebak dalam perasaan serakah saat membagikan atau menerima warisan. Jangan merasa lebih berhak daripada yang lain. Sikap ini akan membawa kedamaian dan keberkahan bagi semua pihak yang terlibat dalam pembagian warisan.
Selain itu, ia menambahkan bahwa setiap warisan yang diterima harus disyukuri dan digunakan dengan cara yang benar. Jangan hanya melihat warisan dari segi materi. Mengambil warisan dengan cara yang benar akan membawa keberkahan bagi keluarga yang menerimanya.
Buya Yahya juga mengingatkan agar kita tidak terjebak dalam perpecahan yang berlarut-larut. "Jangan sampai warisan memecah belah keluarga," katanya.
Perselisihan dalam pembagian warisan hanya akan merugikan semua pihak, baik di dunia maupun di akhirat.
Pembagian warisan harus dilakukan dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan. Setiap pihak yang terlibat harus memastikan bahwa hak masing-masing diberikan sesuai dengan ketentuan agama, tanpa ada yang merasa dirugikan.
"Pembagian warisan harus lembut, tidak boleh ada yang merasa dirugikan," ujarnya.
Ia menekankan agar dalam setiap pembagian warisan, kita tidak terjebak dalam pertikaian yang tidak berujung. Hal ini menunjukkan bahwa sikap bijaksana dalam pembagian warisan sangat penting untuk menjaga keharmonisan keluarga.
Dalam setiap pembagian warisan, ia mengingatkan agar kita tidak hanya memikirkan keuntungan materi, tetapi juga kesejahteraan emosional dan spiritual. "Jika dilakukan dengan penuh kasih sayang dan bijaksana, warisan akan menjadi berkah bagi semua," ujarnya.
KH Yahya Zainul Ma'arif menutup ceramahnya dengan nasihat agar umat Islam senantiasa menjaga hubungan baik antar anggota keluarga. "Jangan sampai kita membiarkan masalah warisan memecah belah kita," katanya.
Dengan mengikuti ajaran yang disampaikan, umat Islam diharapkan dapat menghindari konflik yang sering terjadi dalam pembagian warisan dan menjadikannya sebagai sumber kebaikan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul