Panitia Kurban Tak Boleh Jual Kulit Hewan Kurban

Aksi menjual bagian tubuh hewan kurban akan merusak makna dari ibadah Idul Adha.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2017, 07:00 WIB
Hewan kurban
Peternakan sapi di Cilacap sudah mempersiapkan hewan kurban siap jual menjelang Hari Raya Idul Adha 1438 H. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Padang - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Sumatera Barat, Duski Samad menegaskan bahwa panitia kurban dilarang menjual semua bagian tubuh hewan kurban sembelihan, termasuk kepala, tulang, dan kulitnya.

"Kecuali ketika daging kurban atau kulit hewan kurban itu sudah diserahkan kepada kaum duafa, dan fakir miskin, yang demikian dibolehkan menjualnya sendiri," katanya di Padang, Kamis 31 Agustus 2017, dilansir Antara.

Ia menegaskan sangat tidak dibenarkan kepada panitia kurban menyisihkan kulit, atau bagian tubuh hewan kurban lainnya untuk dijual dan uangnya dibagi-bagikan kepada anggota panitia. Sedangkan pemilik atau peserta yang membeli hewan kurban untuk disembelih itu pun tidak mengetahui transaksi jual beli yang dilakukan panitia tersebut.

"Perilaku tersebut akan merusak makna dari ibadah Idul Adha itu sendiri," ujarnya.

Menurut dia, untuk menghindari tindakan seperti itu, sebaiknya orang yang berkurban ikut serta memotongnya dan membagikan daging hewan kurban. Bisa pula menyerahkan ke panitia yang dikenalnya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan dan menunaikan ibadah dalam mencari amalan mulia. Untuk itu, alangkah tidak pantasnya bagi seorang muslim yang sudah memiliki kemampuan tak melaksanakan kurban.

"Kepada warga yang sudah mampu, agar bisa berkurban karena selain mendekatkan diri kepada Allah SWT juga membersihkan harta dan benda selama setahun. Selain itu, dengan membagikan daging hewan kurban ini adalah salah satu bentuk syukur dan saling berbagi," jelasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya