Liputan6.com, Kolaka Utara - Andi Erni Astuti (38), istri almarhum Ketua DPRD Kolaka Utara, Musakkir Sarira, hingga Selasa, 31 Oktober 2017 belum sekali pun disorot kamera wartawan. Sejak melakukan pembunuhan pada Selasa (17/10/2017) hingga ditetapkan tersangka Kamis (19/10/2017), ibu tiga anak ini selalu menghindar dari kejaran wartawan.
Dari pengakuan pihak Aliansi Perempuan (Alpen) Sulawesi Tenggara, organisasi perempuan yang mendampingi Andi Erni Astuti, tersangka hanya mau berbicara kepada polisi dan pihaknya. Selain itu, tersangka hanya bicara kepada keluarganya yang sudah diperbolehkan menjenguk.
"Dia memang menjaga jarak dengan orang lain, termasuk media, karena dia pikir lebih baik menjaga jarak pada saat ini, tapi kepada kami dia lebih terbuka," ujar pihak Alpen Sulawesi Tenggara, Hasmida Karim.
Advertisement
Baca Juga
Hasmida mengatakan sejauh ini pihaknya tetap beranggapan Andi Erni Astuti adalah korban kekerasan. Sebab, selama 10 tahun menikah dengan Musakkir, Andi Erni Astuti kerap mendapat tindak kekerasan.
"Terlepas dari status hukum dia sebagai tersangka pembunuhan suaminya, organisasi kami tetap menganggap Andi Erni Astuti adalah korban kekerasan dalam rumah tangga meskipun selama ini tidak melapor," ucap dia.
Hasmida menambahkan, Andi Erni sempat mengutarakan ekspresi bahagia dan senang saat disambangi pihak Alpen Sulawesi Tenggara. Malah, pihak Alpen menyebut, selain kepada polisi, Andi Erni Astuti jujur dan terbuka kepada mereka.
"Kami tetap buka komunikasi kepada pihak keluarga Andi Erni Astuti dan Musakkir Sarira, terkait perlindungan dan pelayanan pihak Alpen kepada anak-anak mereka. Sebab anak-anak mereka ini masih sementara dalam proses pertumbuhan dan butuh kasih sayang lebih," Hasmida memungkasi.
Diketahui sebelumnya, Andi Erni Astuti, istri Ketua DPRD Kolaka Utara, almarhum Musakkir Sarira ditetapkan tersangka setelah menikam suaminya dengan sebilah pisau, Selasa, 17 Oktober 2017. Tikaman yang cukup dalam hingga 4 sentimeter dan lebar 1,9 sentimeter menembus hati Musakkir Sarira.
Karena tikaman ini, Musakkir sempat dilarikan ke rumah sakit Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka. Diduga kehabisan darah selama di perjalanan, politikus PDIP Kabupaten Kolaka Utara itu menghembuskan nafas terakhir pada Rabu, 18 Oktober 2017.
Â
Simak video pilihan berikut ini: