Liputan6.com, Gorontalo - Siang itu, udara terasa sangat panas dan gerah. Anita Gobel, warga Sidodadi, Kabupaten Boalemo, Gorontalo memutuskan untuk ke luar rumah. Saat melihat ke atas, tampak awan hitam menebal, bergelombang seolah hendak turun hujan. Tak lama, muncul pusaran angin seperti puting beliung berukuran cukup besar. Gobel memberitahu warga yang lain.
Kemunculan angin puting beliung itu langsung menghebohkan warga Gorontalo, tepatnya di Kecamatan Sidodadi, Kabupaten Boalemo. Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut sempat panik, pasalnya mereka takut angin puting beliung akan turun dan menimpa rumah mereka.
Informasi yang dirangkum Liputan6.com, kejadian itu berlangsung pada Selasa sore, 7 November 2017. Untung saja pusaran angin tersebut tidak sampai menyentuh tanah, angin hanya berputar-putar di awan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sangat khawatir pusaran angin besar ini menyapu rumah warga," ujarnya.
Ia mengaku baru kali ini melihat fenomena alam itu. Tidak biasanya, ada angin sebesar itu ditambah dengan durasi yang cukup lama, sekitar 15 menit.
"Fenomena alam ini tidak biasanya ada di wilayah kami," kisahnya. Maka tak jarang masyarakat yang mengabadikan momen langka ini dengan kamera ponsel.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Â
Â
7 Rumah Hangus Terbakar
Sementara itu, masih di Gorontalo, tak lama berselang kemunculan angin puting beliung, sebanyak tujuh rumah warga Heledula, Kota Timur, Gorontalo dilalap si jago merah. Rumah yang letaknya berdekatan itu hangus dan rata dengan tanah.
Informasi yang dihimpun di lapangan, kobaran si jago merah itu mulai terlihat pukul 14.00 Wita dari kediaman milik kediaman salah satu warga bernama Suleman Djafar. Warga yang mengetahui ada kebakaran langsung berdatangan ke lokasi.
Mereka berjibaku memadamkan api dengan alat seadanya, namun karena mayoritas material rumah berasal dari kayu, api lebih beringas daripada air yang disiramkan warga.
"Saat itu udara juga cukup panas," ujar salah satu warga yangmenjadi korban kebakaran, Roni Samade.Â
Kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun total kerugian materiil mencapai ratusan juta rupiah. Sedikitnya, 30 orang harus kehilangan tempat tinggal.
Roni membeberkan, saat api melahap satu rumah, masyarakat setempat mayoritas tengah istrahat. Sebagian lagi beraktivitas di luar rumah. Baru ketika ia berteriak minta tolong, warga berhamburan dan berusaha memadamkan api.
"Saya dan keluarga ‎terbangun ketika anak-anak berteriak histeris minta tolong ada kebakaran. Setelah itu, langsung bergegas keluar rumah. Api sudah membesar dans aya berusaha memadamkan api dengan air seadanya. Namun tetap tidak berhasil," ujarnya.
Advertisement
Pemkot akan Bantu Para Korban
Sebagian besar korban kebakaran tak berhasil menyelamatkan harta bendanya. Ibu-ibu yang menjadi korban kebakaran bahkan harus ditenangkan warga lain karena tak kuasa melihat rumahnya terbakar.
"Soalnya kami lagi beristirahat. Tiba tiba kaget melihat kobaran api sudah membesar di dalam rumah," ungkap Roni, melanjutkan.
Sementara itu, Walikota Gorontalo, Marte Taha yang datang ke lokasi kebakaran menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia berjanji akan membantu kebutuhan para korban kebakaran.
Untuk saat ini, para korban kebakaran ditampung di salah satu sekolah dasar sambil menunggu tenda pengungsian yang segera dibangun.
Di sisi lain, Kepolisian dari Polres Gorontalo Kota masih belum dapat memastikan penyebab pasti kebakaran. Namun pihak kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi kebakaran untuk penyelidikan lebih lanjut.