Cuaca Ekstrem, Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menutup sementara kegiatan pendakian hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan.

oleh Arie NugrahaEzri Tri SuroMulvi Mohammad diperbarui 30 Nov 2017, 20:02 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2017, 20:02 WIB
Penutupan
Surat keterangan penutupan pendakian Gunung Gede Pangrango sampai batas tak ditentukan. Foto: (Mulvi Mohammad/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukabumi - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menutup sementara kegiatan pendakian hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Kondisi cuaca ekstrem di kawasan TNGGP menjadi penyebab penutupan sementara ini. 

Penutupan sementara pendakian dilakukan melalui surat edaran Nomor 1578 /BBTNGGP /KABIDTEK / Tek. P2/ 11/ 2017. Salinan surat edaran disebar melalui situs web resmi Balai Besar TNGGP dan media sosial. 

"Benar, per hari ini pendakian ditutup sementara," ujar Kepala Balai Besar TNGGP dikonfirmasi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu (30/11/2017). 

Herry mengatakan, kondisi cuaca di TNGGP akhir-akhir ini tidak memungkinkan untuk kegiatan pendakian. Angin kencang dan hujan lebat kerap terjadi baik di jalur pendakian maupun puncak TNGGP. 

Balai Besar TNGGP menilai, pendakian saat cuaca ekstrem sangat berisiko bagi keselamatan pendaki. Herry memastikan, saat ini sudah tidak ada lagi pendaki di puncak Gunung Gede Pangrango. 

"Saya kira sekarang tidak ada pendaki, kondisi di atas sedang badai," tutur Herry. 

Herry mengatakan, penutupan pendakian dilakukan hingga cuaca buruk di TNGGP berangsur normal. Pembukaan kembali  pendakian akan disampaikan melalui surat pemberitahuan. 

Khusus bagi calon pendaki yang telanjur membayar tiket, disarankan menghubungi bagian pelayanan pengunjung Balai Besar TNGGP. Calon pendaki dapat mengambil uang pembayaran tiketnya secara penuh, atau menggeser waktu pendakian.

"Akan ditawarkan ke calon pendaki, apakah mau langsung dikembalikan atau digeser waktunya," pungkas Herry. 

 Saksikan video pilihan berikut:

Badai Dahlia Mulai Menyapa Wilayah Bandung Raya

Angin Kencang
BMKG menyebutkan angin kencang disertai hujan intensitas sedang sampai lebat yang terjadi di wilayah Bandung Raya, dipicu badai Dahlia. (Liputan6.com/Arie Nugraha)

Angin kencang akibat badai Dahlia mulai melanda Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, Jawa Barat. Tak hanya angin kencang, hujan dengan intensitas ringan terjadi sejak Kamis pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB, menyebabkan beberapa pohon tumbang di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung melaporkan, kejadian pohon tumbang itu berada di Desa Cikole, Desa Gudang, Desa Pagerwangi, Desa Cibodas, Desa Lembang, Desa Cikahuripan, dan Desa Kayuambon.

Berdasarkan pantauan alat pencatat kecepatan angin di Stasiun Geofisika Bandung, kecepatan angin berembus mencapai 18 kilometer per jam pada 30 November 2017 pukul 07.00 WIB. Sementara pada pukul 08.00 WIB, kecepatan angin meningkat 52 kilometer/jam, sama halnya pada pukul 09.00 WIB mencapai 49 kilometer/jam.

Namun, pada pukul 10.00 WIB, terjadi penurunan kecepatan angin menjadi 39,6 kilometer/jam. Sama halnya pada pukul 11.00 WIB 36 kilometer/jam dan pukul 12.00 WIB 39,6 kilometer/jam.

Menurut prakirawan BMKG Stasiun Bandung, M Iid Mujtahiddin, jika dilihat dari faktor regional, pemicu angin kencang disertai hujan ringan ini karena adanya siklon tropis atau badai Dahlia di sebelah barat daya Jawa Barat. Siklon tropis ini awal mulanya terbentuk di sebelah barat daya Bengkulu dan terus bergerak ke arah timur tenggara menjauhi wilayah Indonesia.

"Diprakirakan sampai 3 Desember 2017, badai Dahlia masih aktif dan menjauhi wilayah Indonesia," ucap Iid dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Bandung, Kamis (30/11/2017.

Iid Mujtahiddin menambahkan, dampak siklon tropis Dahlia dari perkiraan terakhir otoritasnya tersebut, yakni berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Jawa Barat. Adapun angin kencang dengan kecepatan lebih dari 20 knot akan terjadi sehingga bahaya pohon tumbang, serta bangunan atau objek seperti reklame, baliho, dan sebagainya yang berpotensi roboh perlu diwaspadai.

Iid Mujtahiddin menjelaskan, untuk informasi maritim terkait tinggi gelombang maksimum di perairan selatan Jawa Barat dapat mencapai 6 atau 7 meter, sehingga diimbau kepada nelayan atau masyarakat yang hendak berwisata pantai di pesisir selatan agar selalu memantau informasi yang disampaikan oleh BMKG.

"Sebaiknya nelayan tidak melaut terlebih dahulu sampai kondisi siklon tropis atau badai Dahlia mulai melemah," ujar Iid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya