Nyak Sandang Penyumbang Pesawat Pertama RI Ingin Operasi agar Bisa Baca Alquran

Nyak Sandang, pemegang obligasi pembelian pesawat pertama RI, dijadwalkan menjalani operasi katarak hari Selasa besok oleh tim dokter kepresidenan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 18:00 WIB
Jokowi menemui Nyak Sandang di Istana Negara (Dok. Biro Pers Istana)
Jokowi menemui Nyak Sandang di Istana Negara (Dok. Biro Pers Istana)

Liputan6.com, Banda Aceh - Nyak Sandang (91), pemilik obligasi pembelian pesawat Dakoda RI-001 Seulawah, dijadwalkan akan menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Tim dokter yang akan menangani langsung operasi katarak Nyak Sandang adalah dokter Presiden yang dipimpin Dr Bambang. Pada Sabtu (24/3/2018) lalu Tim Dokter Kepresidenan di RSPAD Jakarta telah memeriksa kesehatan Nyak Sandang secara menyeluruh.

"Insyaallah besok (Selasa, 27/3) Ayah akan dioperasi katarak di RSPAD Jakarta," kata anak Nyak Sandang, Khaidar, dari Banda Aceh, dilansir Antara, Senin (26/3/2018).

"Syukur alhamdulillah penanganannya sangat baik dan Insyaallah besok mata kiri Ayah akan diperasi dan yang menanganinya dr Bambang. Mohon doanya agar semuanya berjalan lancar."

Nyak Sandang asal Gampong Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, adalah pemilik obligasi pembelian pesawat Dakoda RI-01 Selawah. Nyak Sandang menjadi salah satu penyumbang dari Aceh ketika RI baru berdiri dan ingin punya pesawat pertama.

Difasilitasi oleh salah seorang relawan dan stasiun televisi swasta, Nyak Sandang ke Jakarta dan pada Rabu (21/3/2018) lalu bisa bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Nyak Sandang didampingi anaknya, Khaidar, dan seorang tim relawan asal Aceh, Murtaridi. Saat bertemu Presiden Jokowi, Nyak Sandang meminta dioperasi katarak agar bisa membaca Alquran. Permintaan lainnya adalah membangun masjid di kampung halamannya Kabupaten Aceh Jaya dan membantunya untuk dapat menunaikan ibadah haji.

"Kita bersyukur Bapak Presiden Jokowi mengabulkan permohonan Ayah (Nyak Sandang)," ujar Khaidar.

 

 

Pertemuan Nyak Sandang dan Presiden

Jokowi menemui Nyak Sandang di Istana Negara (Dok. Biro Pers Istana)
Jokowi menemui Nyak Sandang di Istana Negara (Dok. Biro Pers Istana)

Pertemuan Nyak Sandang dan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (21/3/2018) sore. Nyak Sandang (91) datang menemui Orang Nomor Satu di Indonesia itu bersama dua anaknya.

Nyak Sandang punya jasa besar bagi Indonesia. Ia menjual sepetak tanah dan 10 gram emas seharga Rp 100 saat berusia 23 tahun.

Dari kontribusi Nyak Sandang dan warga Aceh lain, Indonesia bisa membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.

Di depan Jokowi, Nyak Sandang menunjukan bukti obligasi pemerintah tahun 1950. Berbincang dengan Jokowi, Nyak Sandang menggunakan bahasa Aceh. Salah satu anaknya Maturidi menjadi penerjemah.

"Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden," kata Maturidi.

Dalam pertemuannya itu, Nyak Sandang pun mengutarakan beberapa permohonan. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak. Hal itu disambut baik Jokowi.

"Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," jawab Jokowi.

Selain itu, pria yang berusia 91 tahun pun meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Jokowi berjanji akan mengirim tim ke sana.

Permintaannya yang ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji. "Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua," lanjut Maturidi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya