Liputan6.com, Banyumas - Seekor ular piton berukuran sekitar tiga meter mendadak lepas dan membuat panik penumpang Kereta Kertajaya jurusan Surabaya-Jakarta, akhir Februari 2018 lalu.
Kemunculan aneh ular piton itu lantas divideokan oleh beberapa penumpang kereta. Video yang diunggah di berbagai media sosial itu kemudian viral.
Ular di kereta api itu tiba-tiba menyeruak dari bawah kursi penumpang. Lantas, si ular piton menjulurkan kepala dan berusaha naik ke kursi.
Advertisement
Baca Juga
Meski ular piton terlihat jinak, penumpang tak tenang. Mereka berlari menjauh. Mereka berkumpul menjadi satu di pojokan sembari menunggu petugas menangkap ular itu.
Sesaat kemudian, Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) tiba dan berhasil mengamankan ular ini. Lantaran merupakan hewan yang dilarang diangkut dengan kereta, ular piton ini pun diturunkan di Stasiun Tegal.
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Resor Pemalang datang untuk menjemput si ular piton. Ada dua opsi, antara melepas ular ini, atau menyerahkannya kepada pemelihara yang berizin.
Diduga Hasil Kawin Silang
Akhirnya, opsi kedua-lah yang dipilih. Maka, petugas BKSDA pun menghubungi Fatah Arif Suyanto, pencinta reptil yang memiliki izin penangkaran reptil di Banyumas, Jawa Tengah. Fatah lantas menjemput ular ini ke Pemalang.
Ular di kereta Kertajaya itu ternyata adalah jenis langka. Warna dan bentuk tubuh serta kepalanya menunjukkan bahwa ular ini sejenis dengan ular piton, sanca batik.
Akan tetapi, motifnya yang unik lebih mirip ular Boa atau Anaconda. Motif ular sanca di kereta ini seperti motif Tiger, bulatan memanjang dengan warna hitam kecokelatan penuh.
"Dugaannya, ini seperti kawin silang. Kalau komunitas reptil memberi julukan Sanca Tiger," Fatah menerangkan, Selasa, 10 April 2018.
Ular piton yang berbobot sekitar 7,5 kilogram ini diyakini bukan ular liar. Sebab, saat ditangkap pun, ular ini sudah jinak. Tampaknya, ia biasa dipegang oleh manusia.
Hanya saja, si pemilik yang membawa ular di kereta takut mengakui. Sebab, ular sudah bikin heboh penumpang kereta. Membawa ular ke dalam kereta pun dilarang.
Diduga pula, sang pemilik pun tak membawa surat izin membawa hewan. Oleh sebab itu, oleh sang pemilik, ular itu dibiarkan ditangkap oleh petugas.
"Mungkin pemiliknya takut menjadi kasus ya," ucap Fatah, sembari tersenyum.
Advertisement
Pola Makan Khusus
Fatah memberi nama Vita untuk ular ini. Nama yang cantik untuk ular betina. Lebih dari itu, Vita adalah kepanjangan dari “Viral di Kereta Kertajaya”, merujuk kisah penemuannya yang sempat bikin heboh penumpang kereta dan viral di dunia maya.
Di Kedungbanteng, ular sanca Tiger ini pun menjadi favorit pecinta reptil. Kadang-kadang, anak-anak sekitar rumah Fatah di Desa Dawuhan Kulon suka bermain dengan ular ini.
Vita kini menjadi kawan dua ular piton koleksi Fatah lain yang lebih besar. Untuk menghindari pertarungan antarular, tiga koleksi Fatah ini pun dipisah.
Untuk tetap menjaga agar Vita tetap cantik, Fatah membatasi makananannya. Selama dua bulan di Kedungbanteng, Fatah baru memberi makan dua kali. Ia khawatir, Vita kegendutan alias obesitas.
Normal untuk ukuran ular sebesar Vita di alam liar, ular akan makan antara tiga pekan hingga satu bulan sekali. Lantas, di waktu tertentu, mereka akan berpuasa panjang untuk berganti kulit.
"Berganti kulit itu harus berpuasa. Makanya, kalau yang tidak tahu, kulit ular yang dipelihara tidak bisa terlepas penuh. Masih terlalu kuat menempel di badan," dia menerangkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini: