Pak Jokowi, Tolong Dengarkan Curhat Pelaut Wanita Indonesia

Pelaut wanita baru saja meluncurkan satu kapal yang berisi kru wanita seluruhnya di Cirebon. Namun, ada masalah besar yang mengganjal mereka.

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Apr 2018, 01:01 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2018, 01:01 WIB
Perjuangan Wanita Pelaut Indonesia Ingin Bertemu Jokowi
Para pelaut wanita Indonesia terus berjuang memperoleh hak yang sama dalam berkerja dan berkarya di bidang kemaritiman. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Peringatan Hari Kartini 2018 menjadi refleksi perjuangan pejuang perempuan mendapat kebebasan dan kesetaraan yang sama dengan laki-laki. Tidak hanya wanita karir yang bekerja di kantoran, para pelaut wanita di Indonesia pun terus berjuang memperoleh hak yang sama dalam bekerja mencari nafkah.

Ketua Umum Indonesia Female Marine (IFMA) Kapten Suarniati mengatakan, sebagian besar pelaut perempuan masih didiskriminasi dalam karirnya.

"Contoh saja kami saat menawarkan diri masukkan CV lamaran pekerjaan hanya sampai di pos sekuriti, artinya tidak diteruskan ke manajemen perusahaan pelayaran, padahal kami mendapat pendidikan yang sama dengan pelaut laki-laki di sekolah," kata Suarniati di sela Launching 1 Set Crew Kapal Wanita Pertama di Indonesia di Pelabuhan Cirebon, Sabtu, 21 April 2018.

Dia mengatakan, kemampuan pelaut wanita di Indonesia sangat banyak dan beragam. Bahkan, tidak sedikit kemampuan pelaut wanita di Indonesia melebihi pelaut laki-laki.

Dia menyebutkan, salah satu contoh yakni kemampuan pelaut wanita dari loyalitas yang tinggi pada perusahaan, kredibilitas hingga profesionalitas. Beberapa perusahaan pelayaran mengakui pelaut wanita di Indonesia tidak bisa diremehkan.

"Catatan pelayaran pelaut wanita Indonesia semua ada di IFMA, bahkan rekam jejaknya di dunia pelayaran internasional juga kami ada. Jadi, kenapa kami justru tidak mendapat hak pekerjaan yang sama di Indonesia?" ujar dia.

Dari catatan yang ada, rekam jejak pelaut wanita cukup baik dan perlu mendapat perhitungan. Dia menyebutkan, IFMA memiliki sosok kapten wanita pertama di Indonesia. Selain itu, kapten wanita benua pertama di Indonesia, kapten wanita pertama di offshore, hingga master marine engineer pertama.

Dia berharap, banyaknya prestasi yang diraih pelaut wanita di Indonesia dapat mengetuk hati pemerintah untuk lebih diperhatikan. Apalagi, Presiden Jokowi gencar mengangkat kembali poros maritim di Indonesia dan dunia.

"Kami berjuang dengan karya dan kemampuan kami. Kalau SDM kami, pelaut wanita tidak diberdayakan, percuma kami saja, padahal kami sangat mendukung program kemaritiman ini," ujar dia.

Ingin Bertemu Jokowi

Perjuangan Wanita Pelaut Indonesia Ingin Bertemu Jokowi
Para pelaut wanita Indonesia terus berjuang memperoleh hak yang sama dalam berkerja dan berkarya di bidang kemaritiman. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Perjuangan IFMI memperoleh pekerjaan yang sama di bidang kelautan terus dilakukan. Dia mengaku bangga atas launching satu set kru kapal yang semuanya wanita tersebut. 

Namun, dia berharap perjuangan pelaut wanita di Indonesia diapresiasi pemerintah. Dia juga meminta agar pemerintah memberi kesempatan IFMI untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami meminta Presiden Jokowi mau menerima kita di Istana kami ingin bercerita, bertanya, diskusi menyampaikan apa prestasi yang sudah kita peroleh hingga saat ini," ujar dia.

Dia mengatakan, IFMI ingin meminta kepada Jokowi agar perusahaan pelayaran baik negeri maupun swasta beroperasi sesuai aturan yang berlaku. Terutama terkait jumlah pelaut wanita yang bekerja di setiap kapal. 

Dia menyebutkan, sesuai peraturan yang berlaku, minimal 10 persen pelaut wanita ada di setiap kapal. Dia mengaku, wanita pelaut juga mampu mengoperasikan berbagai jenis kapal.

"Mulai dari kapal kecil hingga kapal berukuran besar kami sudah mampu bahkan sudah tersertifikasi secara administrasi lengkap," sebut dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya