Kematian Mengenaskan Bunta, Gajah Aceh yang Sempat Sambut Leonardo DiCaprio

Gajah Bunta ditemukan mati dengan satu gading terpotong. Gajah jinak itu banyak berjasa menengahi konflik antara manusia dan satwa.

diperbarui 11 Jun 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2018, 14:02 WIB
Kematian Mengenaskan Bunta, Gajah Aceh yang Sempat Sambut Leonardo Dicaprio
Seekor gajah jinak yang bertugas di Conservasi Respon Unit (CRU) Kabupaten Aceh Timur, Aceh, ditemukan mati dan tanpa salah satu satu gadingnya. (Dok BKSDA for JawaPos.com)

Aceh - Gajah jinak bernama Bunta ditemukan mati di Dusun Jamur Batang, Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi. Gajah penghuni Conservasi Response Unit (CRU) Kabupaten Aceh Timur, Aceh, itu diketahui sempat menyambut Leonardo DiCaprio, saat aktor Hollywood itu datang ke Aceh, beberapa waktu lalu.

Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro mengatakan, gajah jinak itu ditemukan pada Sabtu, 9 Juni 2018, sekitar pukul 20.00 WIB. Kuat dugaan, satwa berbelalai itu tewas diracun oleh orang tak bertanggung jawab dan dikenal.

"Matinya satu ekor gajah di CRU. Yaitu unit yang menangani konservasi, khususnya penanganan konflik manusia dengan satwa liar," kata Wahyu dalam keterangannya, Banda Aceh, Minggu, 10 Juni 2018.

Wahyu mengungkapkan, modus operandi yang digunakan pelaku adalah memberikan makanan berupa mangga dan pisang yang mengandung racun. Akibatnya, gajah bernama Bunta itu pun mati karena mengonsumsi makanan tersebut.

"Lalu, pelaku mengambil salah satu gading gajah tersebut dengan memotong (bagian) pipi gajah," tuturnya.

Dia menambahkan, penemuan gajah mati itu berawal dari informasi mahot--sebutan pawang gajah--bernama Saifuddin. Saat itu, mahot tersebut hendak memindahkan Bunta. Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), sang mahot melihat dan menemukan Bunta sudah mati serta salah satu gadingnya sudah hilang.

"Mengetahui kejadian tersebut, mahot atau penjaga gajah yang bertugas di CRU Serbajadi memberitahukan kejadian tersebut ke Polsek Serbajadi, untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata Wahyu.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA), Sapto Aji Prabowo, mengutuk dan mengecam pembunuhan gajah Bunta. Apalagi selama ini, gajah tersebut sudah berperan banyak membantu mengatasi konflik antara satwa dan manusia.

"Gajah yang justru membantu masyarakat mengatasi konflik kok tega-teganya dibunuh?" ucap Sapto terpisah.

Sapto menambahkan, setelah menemukan gajah tersebut mati, tim penyidik Polsek Serbajadi telah melakukan olah TKP. Tim dokter hewan dari BKSDA sudah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian guna melihat langsung kondisi gajah Aceh tersebut.

"Tim dokter hewan BKSDA baru tiba di Idi, Aceh Timur. (Nantinya) akan berkoordinasi dengan penyidik terkait langkah-langkah yang diperlukan, apakah nekropsi untuk mengetahui cause of death dan lain-lain," sambungnya.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

 

 

Petugas CRU Diperiksa

Gajah
Ilustrasi Foto Gajah (iStockphoto)

Pihak kepolisian akan memeriksa petugas Conservation Respont Unit (CRU) Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, terkait matinya gajah jinak milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.

"Kami akan panggil seluruh petugas CRU untuk dimintai keterangan terkait dengan matinya gajah," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Timur, AKP Erwin S. Wilogo di Idi, Minggu, 10 Juni 2018, dilansir Antara.

Ia mengatakan, sejak Sabtu, tim penyidik sudah mengidentifikasi dan hari ini bersama tim medis BKSDA Aceh, juga masih mengautopsi kematian Gajah Bunta.

Ia menyatakan, pemanggilan terhadap petugas CRU baik leader atau mahot gajah bertujuan untuk memintai keterangan, karena mereka adalah petugas yang menjaga dan merawat gajah-gajah jinak di CRU Serbajadi.

"Termasuk gajah jantan usia 37 tahun yang mati akibat memakan racun di posisi 700 meter dari camp CRU Serbajadi," kata Erwin.

Ia mengatakan, sejauh ini kepolisian sudah mengamankan barang bukti berupa sisa buah mangga dan pisang yang diduga bercampur racun. Penyidik akan menguji laboratorium untuk memastikan jenis racun.

Bagian dalam tubuh gajah seperti hati, usus, limpa, jantung dan kotoran, akan diuji laboratorium oleh Tim Medis Keswan BKSDA Aceh, yang telah menekropsi bangkai gajah.

"Dalam pengungkapan kasus ini kita bersama Tim Keswan BKDSA Aceh akan menyelidiki kasus ini hingga tuntas," kata Erwin.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya