Pagi Seru dengan Atraksi Bocah Mendadak Jangkung di Festival Egrang

Meskipun menggunakan alat bantu tongkat bambu yang akrab disebut Egrang, para bocah ini bisa berjalan leluasa. Mereka bisa berjalan mundur, berjalan miring, loncat bahkan bisa berlari menggunakan tongkat bambu.

diperbarui 15 Agu 2018, 06:03 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 06:03 WIB
Ribuan 'Bocah Jangkung' Penuhi Jalanan Kota Batu
Aksi ribuan bocah pemain Egrang memenuhi jalan, memperingati HUT ke-73 RI. (M Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

Batu - Ribuan 'bocah jangkung' berjalan beramai-ramai memenuhi Jalan PB Sudirman, Kota Batu, Selasa, 14 Agustus 2018 pagi. Mereka berjalan berombongan, mulai dari eks Kantor PLN Batu hingga depan Balai Kota Among Tani yang berjarak kurang lebih 700 meter.

Bocah seusia pelajar SD dan SMP ini bukan jangkung sejak lahir, tetapi mereka mengikuti Festival Egrang yang diselenggarakan Pemkot Batu untuk merayakan HUT ke-73 RI.

Pantauan Times Indonesia, meskipun menggunakan alat bantu tongkat bambu yang akrab disebut Egrang, para bocah ini bisa berjalan leluasa. Mereka bisa berjalan mundur, berjalan miring, loncat bahkan bisa berlari menggunakan tongkat bambu.

Agar lebih menarik para peserta dari 120 SD dan SMP se-Kota Batu ini menggunakan baju unik, mulai membuat kostum imajinasi seperti baju strawberry hingga baju adat.

Ternyata awalnya tidak semua anak-anak bisa menggunakan Egrang. Seperti siswa SDN Sumberjo 1, butuh waktu sebulan untuk mempersiapkan diri mengikuti Festival Egrang ini.

"Satu bulan anak-anak belajar, memang sulit tapi karena kebersamaan dan kekompakan, semua bisa menggunakan," ujar Kepala SDN Sumberjo 1, Enny Wahyuningsih.

Menurutnya festival ini sangat bagus, selain mengenalkan permainan tradisional kepada para siswa, juga bisa menciptakan kebersamaan sekaligus merayakan HUT RI ke 73.

M Ikbar Valencia, siswa kelas 5 SDN Bumiaji 1 menyatakan sangat menyukai permainan ini. Ia baru mengenal permainan ini saat diminta oleh gurunya untuk mengikuti Festival Egrang ini.

Menurutnya permainan ini mudah dipelajari, ia membutuhkan waktu seminggu untuk mempelajarinya.

"Paling sulit itu aktraksinya, karena harus loncat, jalan miring dan jalan mundur serta jalan memutar, tapi asyik," ujar bocah yang menggunakan pakaian bak pemain pantomim.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

Makna Filosofis Permainan Egrang

Ribuan 'Bocah Jangkung' Penuhi Jalanan Kota Batu
Aksi ribuan bocah pemain Egrang memenuhi jalan, memperingati HUT ke-73 RI. (M Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

Kasi Olahraga dan Rekreasi, Dinas Pendidikan Kota Batu, Ahmad Khusni mengatakan kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan PHBN HUT ke-73 RI yang dilaksanakan Pemkot Batu.

"Selain melestarikan budaya tradisi, kita lakukan untuk merayakan HUT RI ke-73," terangnya.

Kegiatan yang sudah tahun kedua penyelenggaraan ini diikuti 89 SD, 31 SMP dengan masing-masing sekolah mengeluarkan 10 siswanya, hingga jumlah siswa yang terlibat sebanyak 1200 siswa.

Meski berbentuk festival, panitia tetap melakukan penilaian dengan memilih juara 1,2 dan 3, serta juara harapan 1,2 dan 3 untuk kategori SD dan SMP.

Juara 1 mendapatkan hadiah sebesar Rp 1,25 juta plus tropi dan piagam penghargaan. Dilihat dari jumlah peserta, dibandingkan tahun lalu semakin meningkat.

Kreativitas yang ditunjukkan pun semakin berkualitas. "Tidak hanya dari pakaian maupun gerakan, ada bocah SD yang menggunakan Egrang setinggi lima meter," ujar Khusni.

Sebagai informasi, kata Egrang berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah panjang yang terbuat dari bambu bulat panjang. Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah kerja keras, keuletan, dan sportivitas, dan inilah yang coba ditularkan dalam Festival Egrang di Kota Batu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya