Liputan6.com, Medan - Top 3 berita hari ini, nyaris menjadi korban perdagangan manusia, tiga gadis di Medan, Sumatera Utara, berhasil diselamatkan oleh seorang pria hidung belang. Mengherankan? Tidak, karena pria tersebut merupakan polisi yang tengah menyamar.
Bripka Irfan awalnya berpura-pura memesan gadis kepada tersangka Deni lewat pesan singkat. Setelah harga disepakati, pelaku mengantarkan pesanan.
Sementara itu, dialek lomba pidato bahasa Ngapak yang digelar oleh sebuah sekolah bikin semua juri dan para tamu tertawa.
Advertisement
Meski banyak istilah unik yang baru didengar, dialek kental dari Tegal yang diucapkan para siswa dalam rangka menyambut HUT RI memilik arti mulia, yaitu tentang pelestarian lingkungan.Â
Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat upacara peringata HUT ke-73 RI digelar, tiba-tiba tali tiang bendera merah putus jelang pengibaran.
Bocah laki-laki yang akrab disapa Joni Gala langsung berinisiatif keluar dari kelompok paduan suara dan memanjat tiang yang tingginya mencapai 2 meter.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Saat Hidung Belang Selamatkan Tiga Gadis di Medan, Kok Bisa?
Anggota Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Sumut menangkap Deni (22), warga Kota Medan di Hotel Sunggal di Jalan Pantai Barat nomor 16. Deni ditangkap atas dugaan telah melakukan tindak pidana perdagangan manusia.
Aktivitas Deni terungkap lewat laporan warga dan skenario terselubung. Salah satu anggota polisi, Bripka Irfanyah Siregar atau Irfan menyamar sebagai hidung belang.
Tiga gadis belia pun dihadapkan kepada Bripka Irfan. Uang sebesar Rp 500 ribu diberikan sebagai tanda jadi.
2. Pesan Mulia di Balik Jenakanya Pidato Ngapak Bocah-Bocah Banyumas
Seorang bocah bertubuh mungil menyeruak dari kerumunan bocah-bocah dalam acara lomba pidato bahasa Ngapak atau Basa Panginyongan.
Bocah bernama Zaki Prasetio ini berusaha meraih mikrofon yang nampak ketinggian untuk tinggi tubuhnya.
Saat mikrofon telah pas dengan mulutnya, siswa kelas 5 SD Negeri Cingebul 3 ini memulai pidato bahasa Ngapaknya. Dalam pidato bahasa Ngapak ini, ia membawa tema pelestarian lingkungan.Â
Dia juga mengajak agar tak segan mengingatkan orang yang aktivitasnya merusak alam.
3. Belajar Patriotisme dari Keluarga Joni Gala, Bocah Asal Belu Pemanjat Tiang Bendera
Yohanes Andi Gala atau biasa dipanggil Joni Gala nekat memanjat tiang bendera setinggi 2 meter untuk memasang tali pengait bendera yang terputus, pada upacara HUT ke-73 RI.
Alasannya hanya satu, demi lancarnya upacara peringatan ulang tahun Kemerdekaan RI. Cara berpikir sederhana dan cinta Tanah Air, tidak terlepas dari ajaran keluarga siswa SMP ini yang sederhana.
Kedua orangtua Joni merupakan warga eks Timor-Timur. Keduanya memilih bergabung bersama Indonesia saat gejolak Timor-Timur September 1999 silam.Â
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: