Perjuangan Petugas BPBD Distribusikan Air Bersih ke Pegunungan Kebumen

Sudah dua bulan, kemarau panjang melanda Kebumen. Kawasan tersebut pun mengalami krisis air bersih.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 23 Agu 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 11:30 WIB
Ilustrasi –Distibusi air bersih. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi –Distibusi air bersih. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Kemarau panjang 2018 di Kebumen, Jawa Tengah memasuki bulan kedua. Namun, dampaknya sudah amat terasa. Sejumlah daerah mengalami kekeringan yang berdampak pada krisis air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen semakin intensif mengirimkan bantuan air bersih seiring meluasnya dampak kemarau. Tiap hari, belasan hingga puluhan tangki air bersih didistribusikan ke daerah yang kekeringan.

Kepala pelaksana harian (Lakhar) BPBD Kebumen, Eko Widianto mengatakan sejak awal kemarau hingga 21 Agustus 2018, BPBD Kebumen telah mengirimkan sebanyak 420 tangki bantuan air bersih. Pekan ini, sebanyak 90 tangki air bersih didistribuskan ke daerah-daerah terdampak.

Saat ini, terdata sebanyak 34 desa di 11 kecamatan mengalami krisis air bersih, yakni Buayan, Ayah, Sempor, Karanggayam, Alian, Kebumen, Sruweng, Pejagoan, Karangsambung, Rowokele, dan Poncowarno.

Masalahnya, sebagian besar wilayah yang mengalami krisis air bersih berada di pegunungan. Tak jarang, petugas mesti berjibaku di daerah dengan medan menanjak nan terjal.

"Medan ini memang ada beberapa titik yang menjadi kendala. Ini rata-rata di pegunungan. 11 kecamatan yang krisis air bersih itu rata-rata berada di pegunungan," dia menjelaskan.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Saksikan video pilihan berikut ini:

BPBD Siapkan 1.400 Tangki Air Bersih

Warga Patimuan, Cilacap, mengantre bantuan air bersih pada kemarau panjang 2015. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Warga Patimuan, Cilacap, mengantre bantuan air bersih pada kemarau panjang 2015. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Namun, kendala ini mesti dihadapi demi terdistribusinya bantuan air bersih. Tiap hari, petugas mesti bersiaga mengirimkan bantuan. Tak jarang, petugas yang mestinya telah beristirahat pada waktu sore atau malam, masih berada di wilayah pegunungan.

Di luar kendala medan berat, kemarau yang tiba bersamaan dengan pengerjaan sejumlah proyek jalan membuat kendaraan terjebak antrean panjang kendaraan. Imbasnya, waktu pengiriman air bersih molor dari jadwal.

Karenanya, BPBD mempersiapkan sebanyak sembilan tangki untuk mengirimkan bantuan air bersih. Tangki air ini bersiaga penuh ketika sewaktu-waktu dibutuhkan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih.

Meski dampak kemarau semakin luas, Eko menjamin persediaan bantuan air bersih untuk Kabupaten Kebumen masih cukup. Sebab, BPBD Kebumen menyiapkan anggaran sebesar Rp 350 juta melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kebumen 2018.

Jumlah ini diperkirakan cukup untuk membantu masyarakat di daerah krisis air bersih hingga musim penghujan tiba. "Itu setara dengan 1.400 tangki," ucapnya.

Lantaran sifatnya hanya bantuan, ia pun meminta agar masyarakat bijak dalam memanfaatkan air bersih. Warga mesti lebih irit memakai air pada musim kemarau ini.

Berdasar informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau diperkirakan akan mencapai puncaknya pada September. Saat itu, diperkirakan dampak kemarau juga akan semakin meluas.

Pada dasarian kedua Oktober 2018, diperkirakan hujan mulai turun di Jawa Tengah bagian selatan. Biasanya, pada akhir Oktober dan memasuki bulan November, curah hujan semakin stabil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya