Liputan6.com, Natuna - Mi Midai? Kedengaran aneh dan tak familiar di telinga. Ini adalah kuliner seru, langka, dan khas dari pulau Natuna. Kuliner melayu, bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.
Mi midai sejatinya seperti mie lain di nusantara. Bisa disajikan sebagai mi rebus atau berkuah, maupun mi goreng.
Mi Midai berasal dari kecamatan Midai, Kabupaten Natuna. Keberadaannya relatif menyebar di pulau hebat ini. Misalnya di ibu kota Kabupaten Natuna, Ranai, mi ini bisa juga ditemui. Salah satunya di Kedai Cik Wan, Jalan Hang Tuah, Kota Ranai.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Wan Zuriah, pemilik kedai Cik Wan, sebagaimana mi lainnya, sangat tepat disantap sore hari. Namun juga nikmat untuk disikat pagi hari sebagai sarapan. Salah satu kehebatan kuliner nusantara adalah waktu santap yang tak kaku.
"Pembedanya adalah racikan rempahnya. Mi Midai juga menggunakan kuah ikan. Khusus ikan Tongkol," kata Wan Zuriah, kepada Liputan6.com, Minggu (1/9/2018).
Ketika disantap, sensasi gurih pedas rempah Mie Midai sangat membekas. After taste atau rasa yang tertinggal sangat kuat. Gurih dan hangat dari rempah, dan pedas dari cabai merah. Kuliner khas nusantara.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Simak video menarik berikut di bawah ini:
The Power of Melayu
Mi Midai memang seperti kuliner mie melayu lainnya, memanfaatkan kekayaan laut sebagai pengaya rasa. Tak ada penguat rasa buatan. Semua bersumber dari alam nusantara.Â
Sebagai pembanding paling pas adalah Mi Tarempa dan Mi Laksa. Mi Tarempa lebih banyak disajikan dengan varian mie goreng dan didominasi lada atau merica. Sedangkan Mi Laksa memiliki hasil akhir warna agak coklat.Â
Tapi Mi Midai ini lebih dominan warna merah. Tentu karena berasal dari cabai merah. Bagi yang tak suka pedas, jangan khawatir, karena cabai bisa diolah sedemikian rupa sehingga mampu mereduksi rasa pedas yang menghantam patila lidah.
"Isinya kita buang dan dipilih cabai khusus yang pedasnya tak seberapa," kata Wan Zuriah.
Citarasa lidah melayu yang kental dengan hasil laut memang menjadi ciri Mi Midai. Tentu saja ini mirip dengan Mi Tarempa dan Mie Laksa. Bahkan Mie Laksa ini sudah menjadi seperti ikon kuliner masyarakat melayu.
"Kalau Mi Laksa itu banyak. Itu makanan kebangsaan bangsa melayu," kata Wahyu, seorang pengunjung kedai Cik Wan.
Tapi Mi Midai adalah bukti kekayaan kuliner dan selera lidah nusantara yang sangat kaya.Â
Â
Advertisement
Terbang ke Masa Lalu
Menyantap Mi Midai membawa imajinasi terbang ke masa lalu atau beratus tahun silam, ketika bangsa-bangsa eropa bertualang mencari rempah dan tersesat ke nusantara. Rempah dalam racikan Mi Midai tak hanya lada. Ada rempah lain yang dicampurkan.
Paduan rempah yang mampu memaksa untuk mengheningkan cipta, mengingat dan mendoakan para pejuang kemerdekaan. Bukan hanya demi rempah, namun kedaulatan negeri.
Pun sayuran yang digunakan bukanlah tauge, seperti halnya mi-mi dari melayu. Mi Midai menggunakan sayuran Caisim.
Saat sudah tersaji, tekstur mie yang lembut berasal dari mie kuning gepeng ini juga lembut. Aroma terigu yang biasanya mendominasi mie seketika hilang, kalah dominan dengan aroma kuah ikan yang berpadu dengan rempah.
Dari mengheningkan cipta itu, jika dinikmati sore hari dengan segelas teh hangat di bawah hembusan angin Laut Natuna, tak pelak akan memaksa penikmatnya untuk membeningkan cinta. Cinta pada negeri dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Mie Midai adalah salah satu kekayaan kuliner Nusantara.
Mengheningkan cipta hanyalah awal dari membeningkan cinta.