Curhat Kapolres ke Wartawan Garut soal Berita Hoaks LGBT

Hoaks gay yang terjadi di Garut, Jawa Barat, saat ini membuat polisi gundah gulana. Kapolres pun mengajak wartawan menangkal berita bohong itu.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Okt 2018, 10:34 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 10:34 WIB
Workshop wartawan dan Kapolres Garut tangkal hoaks
Workshop wartawan dan Kapolres Garut tangkal hoaks (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Tanpa pemberitahuan panjang, sekitar 50 wartawan berbagai media baik cetak, online, televisi dan radio Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikumpulkan Kapolres Garut, siang ini. Ada apa masalah apa gerangan ?

"Tidak ada yang mendadak, buat saya semuanya sama," ujar Kapolres Garut, Budi Satria Wiguna, di depan puluhan wartawaan dalam workshop "Penguatan TIM Media Sosial dan Media Online di Wilayah Hukum Polres Garut", Kamis (18/10/2018).

Para wartawan pun diminta untuk mendeklarasikan perang melawan hoaks yang saat ini kembali menyerang Garut. “Saat ini kita lagi ramai hoaks gay, itu pertama mungkin berikutnya bakal banyak lagi,” ujar dia mengingatkan.

Budi mengatakan, peredaran berita bohong alias hoaks di Garut cukup merepotkan masyarakat, mulai dari penganiayaan ulama, kekerasan terhadap santri dan marbot masjid, hingga munculnya Facebook pelajar penyuka sesama jenis beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, penguatan peran wartawan dalam menangkal berita bohong alias hoaks cukup penting, terutama menjelang musim politik nasional Pilpres dan Pileg 2019.

"Kemanan itu bukan hanya (tugas) TNI dan Polri, tetapi peran media dalam menangkal hoaks sangat besar sekali," ujar dia.

Budi mengakui, hajatan demokrasi nasional bakal segera dilalui masyarakat, sehingga dibutuhkan peran wartawan dalam menyejukan berita yang disampaikan. "Intinya kita butuh kebersamaan media jangan sampai pecah menghadapi berita hoaks," kata dia.

Ketua PWI Garut, Ary Maulana Karang, menyambut baik ajakan pihak kepolisian itu. Menurutnya, sudah saatnya pihak kepolisian bersikap terbuka memberikan penjelasan dengan cepat, agar isu yang tengah berkembang tidak membingungkan.

"Kadang kita tidak tahu apakah isu tersebut bisa mengganggu kamtibmas atau tidak," ujar dia.

Menurut wartawan online nasional itu, saat ini kondisi wartawan Garut relatif kondusif dalam memberikan informasi. Namun, karena lambannya keterangan yang diberikan pihak kepolisian, terkadang isu menyebar dengan cepat.

"Intinya dari kami terbuka, asal ada keterangan berimbang kami buat masyarakat tenang," ujar dia.

Hal senada disampaikan Taufik Hidayat, jurnalis televisi swasta nasional. Dia menilai pemberitaan soal dari kabupaten Garut terkadang lebih cepat dari konfirmasi yang diberikan pihak kepolisian.

"Soal isu daerah mungkin Garut lebih seksi dan menarik dari Bandung," kata dia.

Ia berharap, seiring masuknya masa kampanye politik nasional, keterbukaan informasi yang diberikan kepolisian mampu memberikan infirmasi yang berimbang bagi masyarakat. "Buat kami pemberitaan yang aman lebih penting," pinta dia.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya