Liputan6.com, Bandung - Neng Meila Susana (34), korban dugaan tindak pidana percobaan pencurian dengan kekerasan atau begal di Kota Bandung, meninggal dunia. Hal itu diungkapkan salah seorang kerabat keluarga.
"Ya, tadi kondisinya sudah kritis, pukul 13.00 WIB sudah tiada," kata paman korban, Asep Usnadi (45), saat dihubungi Kamis (29/11/2018) malam.
Neng menjadi korban begal di Jalan Soekarno Hatta, Senin, 26 November 2018, malam. Ia sempat dirawat di rumah sakit selama empat hari. Kondisinya kritis sejak kejadian dan dirawat di high care unit (HCU) lantai 3 Rumah Sakit Al Islam.
Advertisement
Baca Juga
Wanita yang juga karyawan swasta di sebuah klinik di kawasan Antapani itu mengalami pendarahan dan keretakan di kepala.
"Dari rumah sakit dibawa ke Riung Bandung (rumah duka) dan langsung dibawa ke Garut untuk dimakamkan," ujarnya.
Asep menambahkan, Neng merupakan ibu bagi dua anaknya yang masih kecil. Satu masih bayi dan satu anak lagi menjalani pendidikan usia dini.
Kejadian pembegalan sendiri terjadi pada Senin sekitar pukul 23.30 WIB di depan PT RIA, Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik. Menurut keterangan kepolisian, pelaku begal berjumlah dua orang. Mereka diperkirakan memakai kendaraan roda dua dalam melakukan aksinya.
Awalnya, suami Neng, Rudi Dirga Hagana (35) menjemput korban setelah bekerja di Klinik Medika Antapani menggunakan kendaraan motor untuk pulang. Rudi menjemput istrinya pada pukul 22.30 WIB.
"Saat di depan PT RIA, motor korban dipepet dari belakang sebelah kiri oleh pelaku menggunakan motor diduga Kawasaki Ninja. Pelaku tersebut langsung menarik tas korban yang mengakibatkan korban bersama suaminya terjatuh dari motornya," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Mochamad Rifai.
Meskipun tas korban tak berhasil dibawa kabur pelaku, tetapi Neng dan suaminya Rudi Dirga Hagana (35), yang berboncengan sepeda motor, terjatuh.
"Kepala korban membentur aspal sehingga mengalami pendarahan. Kemungkinan sebelum terjatuh, helmnya tidak dikancing," ujarnya.
Baru Bekerja 10 Hari
Sementara itu, suasana duka menyelimuti keluarga Neng Meila di rumah kontrakannya di Jalan Keadilan Selatan Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari.
Peristiwa yang berujung meninggalnya Neng Meila mengejutkan dan membuat keluarga kehilangan.
Kakak korban pembegalan, Lukman Wijaya (38) mengenang sosok adiknya sebagai sosok yang giat bekerja. Neng Meila rela banting tulang untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Jadi dia itu pernah bekerja cukup lama di klinik. Kemudian setelah menikah berhenti dulu. Lalu baru bekerja lagi sekitar 10 harian," kata Lukman.
Menurut Lukman, Neng Meila kembali bekerja karena sang suami keluar dari pekerjaan. "Suaminya baru berhenti kerja. Karena pulang kerja di klinik malam, suaminya yang menjemput," ujarnya.
Ia berharap kasus ini dapat tertangani pihak kepolisian dan segera mengungkap pelakunya. Rencananya, keluarga Neng Meila akan memakamkan almarhum di Garut, Jumat (30/11/2018) pagi.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement