Melihat Kesiapan Cilacap Menyambut Dampak Supermoon

Supermoon bisa memicu gelombang pasang menerjang daratan dan dampak lain di Cilacap, banjir rob. Apa persiapan masyarakat dan Pemda setempat?

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 20 Jan 2019, 14:02 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2019, 14:02 WIB
Penampakan Supermoon di langit Cingebul, Lumbir, Banyumas, 2018. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Penampakan Supermoon di langit Cingebul, Lumbir, Banyumas, 2018. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Wilayah Cilacap timur, Kecamatan Nusawungu dan Binangun, usai kebanjiran. Dua kecamatan itu sekarang harus berhadapan dengan bahaya lainnya, dampak Supermoon.

Supermoon adalah fenomena ketika bulan berada di titik terdekat dengan bumi. Kondisi ini bisa memicu gelombang pasang dan banjir rob saat bulan penuh. Yang menyedihkan banjir di Nusawungu dan Binangun belum benar-benar surut. Air masih menggenang. 

Dikhawatirkan, dampak Supermoon jika berbarengan dengan hujan lebat kawasan hulu, akan memperparah banjir. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Kodirin mengatakan secara keseluruhan ada tujuh kecamatan yang rawan terdampak gelombang pasang akibat Supermoon dan dampak lanjutannya.

Di luar Nusawungu dan Binangun, lima kecamatan lainnya adalah Adipala, Cilacap Selatan, Kesugihan, Cilacap Utara dan Kecamatan Kampunglaut.

"Itu di pesisir selatan," katanya, Sabtu, 19 Januari 2019.

BPBD juga sudah menyampaikan kemungkinan banjir rob akibat Supermoon ini. Masyarakat dinilai sudah siap dengan kondisi terburuk sekalipun.

Kondisi Tanggul Penahan Gelombang Rob

Tanggul penahan gelombang tinggi di pesisir selatan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Tanggul penahan gelombang tinggi di pesisir selatan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Mitigasi bencana gelombang pasang sudah dilakukan dengan memasang tanggul penahan gelombang di sepanjang pesisir selatan. Secara umum tanggul buatan maupun alam itu kondisinya baik. 

"Ada tanggul dengan cor dan material pasir. Ada pula bronjong yang dibuat dengan sabut kelapa," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang mungkin terjadi di pantai selatan dan Samudera Hindia antara 19-22 Januari 2019.  Prakirawan Pos Pengamatan cilacap, Feriharti Nugrohowati mengatakan kondisi ini dipicu oleh munculnya pola tekanan rendah 1.006 hPa di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, 1007 hPa diLaut Arafuru dan 1004 hPa di Samudra Pasifik utara Papua , serta pola sirkulasi Eddy di barat Aceh.

Pola angin di utara Indonesia umumnya dari arah barat laut-timur laut dengankecepatan angin berkisar antara 5-25 knot. Sedangkan di selatan wilayah Indonesiaumumnya dari arah barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-30knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Pulau Enggano hingga Bengkulu, PerairanLampung, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Sanginge hingga Kepulauan Talaud, Perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru bagian timur.

Kondisi ini juga memicu potensi terjadinya gelombang setinggi antara 2,5-4 meter di perairan selatan dan Samudera Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta. Tiupan angin dan gelombang setinggi ini juga berbahaya bagi pelayaran.

Simak video menarik berikut :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya