Penasaran dengan Supermoon Darah 21 Januari 2019, Ini Cara Melihatnya

Meski tidak terlihat di Asia, namun Anda masih bisa menyaksikan fenomena Supermoon Darah melalui beberapa opsi berikut.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 19 Jan 2019, 17:03 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2019, 17:03 WIB
Fenomena Gerhana Bulan Total, atau Blood Supermoon, akan terjadi pada 20 Januari 2019 malam (AFP/Aris Messinis)
Fenomena Gerhana Bulan Total, atau Blood Supermoon, akan terjadi pada 20 Januari 2019 malam (AFP/Aris Messinis)

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan total, atau dikenal dengan sebutan Supermoon Darah atau Super Blood Wolf Moon, akan menjadi peristiwa alam yang paling menyita perhatian di bulan Januari ini.

Sayangnya, fenomena unik hanya bisa disaksikan langsung oleh mereka yang berada di Amerika Utara dan Selatan, serta beberapa bagian kecil dunia, kecuali Asia Timur Raya dan Australia.

Meski begitu, sebagaimana dikutip dari Space.com pada Sabtu (19/1/2019), faktor cuaca diperkirakan akan menggangu sebagian besar orang dalam menyaksikan Supermoon Darah. Terlebih belahan Bumi utara maish berada dalam musim dingin.

Jika masalah cuaca, lokasi, atau mobilitas menghalangi Anda menonton langsung persitiwa gerhana bulan total tersebut, jangan khawatir: Banyak siaran web yang akan menyiarkannya.

Layanan teleskop online Slooh akan memulai cakupannya pada hari Minggu, pukul 22.30 waktu AS, atau pukul 10.30 WIB keesokan harinya di Indonesia dan sebagian besar wilayah Asia.

"Kami menyiarkannya secara langsung sehingga orang-orang dari seluruh dunia, tidak peduli lokasi geografis mereka, dapat menyaksikan fenomena ini bersama-sama," kata ilmuwan di Slooh, Paige Godfrey, dalam sebuah pernyataan pers.

Godfrey dan astronom Paul Cox, ditambah narator Helen Avery, akan membahas dampak sains dan budaya gerhana bulan selama siaran web tersebut.

Selain itu, lembaga kurasi sains Exploratorium --yang berbasis di San Francisco-- akan menyediakan siaran langsung pengamatan Supermoon Darah via Facebook, di mana pada hari dan jam serupa.

"Exploratorium akan menyiarkan pemandangan teleskop bulan langsung dari Dermaga 15 di San Francisco, Embarcadero," ujar perwakilan museum terkait, seraya menyebut operasional akan ditangguhkan selama siaran.

Sementara itu, Proyek Teleskop Virtual --digagas oleh astronom Italia Gianluca Masi-- bekerja sama dengan para ahli astrofotografi, juga akan melakukan siaran langsung serupa, yang direkam dari wilayah AS dan Panama.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Proses Gerhana Bulan Total

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Fase gerhana bulan "super blue blood moon" terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Ini merupakan fenomena langka karena bulan menunjukkan tiga fenomena sekaligus, yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Peristiwa Supermoon Darah akan dimulai pada Minggu 20 Januari, pukul 10.30 malam waktu AS (hari Senin pukul 10.30 WIB), di mana pancaran sinar Bulan akan terlihat semakin gelap.

Matahari, Bumi, dan Bulan akan menyatu dalam keselarasan kosmik yang sempurna untuk menciptakan gerhana bulan total.

Saat sinar matahari melewati atmosfer Bumi di malam hari, sinarnya akan memicu cahaya biru, yang kemudian perlahan menyebarkan warna oranye seperti momen senja, namun lebih gelap.

Selama fase purnama itu, posisi Bulan sangat dekat dengan Matahari, yang melewati atau berada di bawah bayangan bumi.

Akan tetapi, terkadang Bulan melakukan perjalanan --sebagian atau seluruhnya-- melalui bayangan berwarna tembaga di planet ini, memberikan pengamatan langit yang unik dan langka, seperti kemungkinan terjadi pada Supermonn Darah kali ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya