Inspirasi Maya Miranda Ambarsari Menuju Woderful Bengkulu 2020

Sebagai putra daerah, Maya yang dikenal sebagai sociopreneur melihat banyak potensi pariwisata Bengkulu yang harus diperkenalkan kepada dunia

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 30 Jan 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2019, 01:00 WIB
Maya Miranda Ambarsari, Inspirator Menuju Woderful Bengkulu 2020
Bengkulu memiliki potensi pariwisata yang harus dikembangkan menuju Visit Bengkulu Years 2020 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu sudah mencanangkan tahun kunjungan wisata bertajuk "Wonderful Bengkulu 2020". Tetapi hingga setahun menjelang tahun kunjungan wisata tersebut, gaungnya masih sangat lemah bahkan belum terasa sama sekali.

Kondisi ini menggugah Maya Miranda Ambarsari, sosok wanita pebisnis tangguh itu terpanggil untuk kembali ke Bengkulu dan melakukan sesuatu. Sebagai putra daerah, Maya yang dikenal sebagai sociopreneur melihat banyak potensi pariwisata yang masih harus diperkenalkan kepada dunia.

"Bengkulu ini magnet pariwisata, tetapi harus kerja keras untuk mengangkatnya ke level yang tinggi," tegas Maya saat dihubungi Selasa 30 Januari 2019.

Sebuah buku berjudul "I Adore" sudah diluncurkan perempuan yang menggeluti bisnis tambang emas itu. Banyak hal diceritakan dalam buku tersebut, salah satunya menceritakan keindahan puspa langka endemik Bengkulu Rafflesia Arnoldii.

Kurangnya publikasi menurut Maya merupakan faktor utama perlambatan perkembangan pariwisata Bengkulu. Orang tidak pernah kenal Bengkulu terutama dunia internasional, jika informasi tentang Bengkulu tidak terdeteksi dalam jejak digital informasi.

Maya yang menyelesaikan study Megister International Bussines di Swinburne University of Technology, Melbourne Australia ini melihat peluang pariwisata Bengkulu terbuka lebar jika semua pihak, khususnya masyarakat Bengkulu bersepakat melakukan publikasi secara masif. Semua potensi harus dipublish, masyarakatnya juga harus siap dan mengedepankan pelayanan untuk kepuasan para wisatawan yang datang.

"Semua masyarakat Bengkulu harus dilakukan bersama-sama dan kompak," tegasnya.

 

 

Sejarah Britania Raya di Bengkulu

Maya Miranda Ambarsari, Inspirator Menuju Woderful Bengkulu 2020
Benteng Marlborough merupakan salah satu detinasi pariwisata andalan menuju Visit Bengkulu Years 2020 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Negara-negara persemakmuran di bawah bendera Britania Raya yang dipimpin kerajaan Inggris memiliki jejak sejarah yang panjang di Bengkulu. Mulai dari penyebaran agama dengan situs sejarah Paroki Santo Yohanes tahun 1625, Benteng Marlborough yang dibangun tahun 1714 hingga 1719 merupakan situs pertahanan terbesar kedua yang dibangun kolonial Inggris setelah Fort Madras di India.

Menurut Maya Miranda Ambarsari, ada lagi jejak sejarah Britania di Bengkulu, di antaranya rumah kediaman Gubernur Jenderal Inggris bernama Mount Felix yang saat ini menjadi kediaman resmi Gubernur Provinsi Bengkulu. Di rumah ini bahkan pernah berdiam Sir Thomas Stamford Raffles bersama istri dan ke empat anaknya.

Masih dalam satu kawasan, juga berdiri monumen gubernur jendral Thomas Parr yang dibangun Inggris sebagai simbol perlawanan rakyat Bengkulu atas penerapan sistem perdagangan kolonial masa lalu yang merugikan rakyat. Oleh masyarakat Kota Bengkulu, monumen ini disebut Tugu Bulek (bulat).

"Banyak kisah dan irisan sejarah Britania Raya dan menarik untuk menjaring wisatawan Inggris," ungkap Maya Miranda.

Banyaknya jejak peninggalan kolonial ini juga diyakini menarik minat keturunan masyarakat Inggris yang ingin melihat langsung perjuangan dan pergerakan masa lalu nenek moyang mereka. Pelestarian cagar budaya, penguatan data dan penyebaran informasi yang baik akan memancing wisatawan Inggris untuk datang ke Bengkulu.

"Kerajaan Inggris yang memimpin persemakmuran itu besar, pancing mereka untuk datang kesini," ujarnya.

 

Putri Bengkulu Pendamping Proklamator

Maya Miranda Ambarsari, Inspirator Menuju Woderful Bengkulu 2020
Pesona Fatmawati Sukarno menginspirasi perempuan Bengkulu untuk maju (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Sejarah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tidak lepas dari pergerakan pra kemerdekaan. Bengkulu sebagai wilayah yang menjadi rumah pengasingan Bung Karno tahun 1938 hingga 1942 memiliki daya tarik wisata kebangsaan.

Tidak hanya kisah tentang Bung Karno dengan segala aktifitas selama masa pengasingan, Bengkulu juga memiliki kebanggaan sendiri. Fatmawati putri Bengkulu tercatat dalam sejarah merupakan ibu negara pertama dan menjahit bendera Sang Saka Merah Putih.

"Putri Bengkulu itu hebat, didampingi Fatmawati, Bung Karno berani memproklamasikan Indonesia Merdeka," kata Maya Miranda Ambarsari, peraih The Best Global Leader in Asia-Turkey 2018 dalam acara Indonesia Turkey Summit 2018-Global Leader Award 2018.

Fatmawati yang memiliki kepribadian kuat, tidak mau dipoligami mampu mendidik dan membesarkan putra-putrinya dalam masa sulit. Salah seorang putrinya, Megawati Sukarnoputri bahkan mengikuti jejak politik ayahnya sebagai pemimpin tertinggi negeri ini.

"Ini kebanggan untuk kaum perempuan Bengkulu, harus menjadi motivasi untuk berbuat sesuatu, termasuk saya," tegas satu-satunya perempuan yang menggeluti bisnis Gold Minning tersebut.

Pemilik properti berbendera Ellioti di Jogjakarta, Cisarua dan Bali tersebut menilai, irisan sejarah pergerakan Indonesia merdeka ini juga bisa menjadi Magnit Pariwisata. Kisah perempuan hebat dari Bengkulu juga harus dikemas dalam agenda pariwisata tematik.

Dipadukan dengan potensi lain seperti Batik Kain Besurek yang khas, kekayaan wisata kuliner yang tidak dimiliki daerah lain. Juga potensi wisata alam, Danau ditengah kota, pegunungan nan sejuk dan beberapa potensi air terjun unik yang hanya bisa dijumpai di Bengkulu.

"Harus sejalan, yakinlah Wonderful Bengkulu 2020 akan berhasil," kata co-Founder e-commerce JD.ID ini memungkasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya