Kisah Inspiratif Mantan Bos Kelab Malam Banting Setir Jadi Penjual Satai

Perjalanan hidupnya memberi keberanian untuk keluar dari zona nyaman. simak kisah dan pengalaman mantan bos kelab malam ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 31 Jan 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2019, 05:00 WIB
Budi Seputro
Mantan bos kelab malam banting setir jadi penjual sate membagikan kisah hidupnya (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Budi Seputro sibuk melayani tamu yang datang ke warung satainya. Dia menyapa, mengucapkan terima kasih, dengan senyum tersungging di bibirnya. Sudah dua jam warung satainya buka pada hari itu, tamu datang silih berganti. Maklum, jam makan siang.

Sebagian besar pembeli adalah pelanggan. Namun, ada juga pembeli baru yang biasanya datang karena mendapat referensi dari pelanggan lain  untuk mencicipi satai buatan Budi.

Semua pelanggan mengenal laki-laki berusia 47 tahun itu sebagai pemilik Satai Ratu. Ia menjual satai merah dan satai lilit di warung yang berada di Jogja Paradise Jalan Magelang sejak 2016.

Jarang ada orang yang menyadari siapa sosok Budi Seputro sebelum menjadi penjual satai.

"Saya meninggalkan pekerjaan lama saya dan merasa harus membangun usaha sendiri supaya ada yang bisa saya wariskan ke anak dan keluarga saya," ujar Budi kepada Liputan6.com, Senin (28/1/2019).

Sejak 1991, Budi Seputro malang melintang di dunia hiburan malam. Sederet jabatan penting pun pernah dipegangnya, seperti General Manager  Corporate Hugos sampai Direktur Operasional perusahaan yang membawahi Hello FKTV.

Budi pertama kali terjun ke dunia hiburan malam saat masih duduk di bangku kuliah. Ia berkegiatan di industri hiburan lewat kerja di sebuah event organizer (EO).

Jebolan Universitas Surabaya ini pun pernah menjadi DJ di Bongo's, pub hotel Sheraton Surabaya, pada 1997. Setelah 1,5 tahun ia pun diangkat menjadi Entertainment Manager.

Kebiasaan berinteraksi dengan orang asing maupun dalam negeri, membuatnya semakin lincah dan kreatif. Bahkan, saat Hugos Malang diambang gulung tikar pada 2001, Budi dimintai tolong untuk memperbaikinya.

Di tangannya Hugos berkembang sampai memiliki enam cabang di kota besar se-Indonesia.

Pada 2008, Budi menikah. Di situ ia merasa lelah bekerja di dunia malam. Ia pun meninggalkan pekerjaannya dan membuka usaha konsultan bisnis dunia hiburan.

"Jadi konsultan, harapannya tidak harus stand by di venue," tutur laki-laki yang pernah menggawangi sejumlah tempat hiburan malam, seperti Baby Face Semarang, Muse Samarinda, dan Adobe Bali dari usaha konsultan bisnisnya.

Beberapa waktu kemudian, ia kembali berpikir untuk meninggalkan dunia malam yang membesarkan namanya. Passionnya masih di dunia hiburan, akan tetapi ia tidak ingin terjun di dunia yang penuh dengan alkohol dan wanita.

Seorang kolega menawarkan untuk membantu mengembangkan bisnis karaoke keluarga Halo FKTV di Yogyakarta. Sembari menangani karaoke, Budi juga memulai bisnisnya sendiri.

 

Angkringan Ratu Jadi Usaha Pertama

Budi Seputro
Mantan bos kelab malam banting setir jadi penjual sate membagikan kisah hidupnya (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Bisnis yang pertama adalah membuka angkringan. Namanya Angkringan Ratu yang berlokasi di Jalan Solo dan beberapa cabang lainnya di seputar Yogyakarta dan Sleman pada 2015.

Konsep angkringan dipilih karena ia ingin menghadirkan angkringan merakyat tetapi produk yang dijual premium. "Dalam perjalanannya ternyata sulit," kata Budi.

Kesulitan itu muncul karena persoalan ketergantungan bahan kepada orang lain. Karakter pembeli angkringan yang enggan menyentuh makanan ketika tinggal beberapa buah juga membuat banyak makanan sisa dan terbuang.

Angkringan Ratu hanya berjalan sekitar enam bulan. Pengalaman itu membuatnya yakin untuk fokus membuka usaha sendiri dan melepaskan pekerjaannya di dunia hiburan.

"Ternyata harus berhenti dari pekerjaan dan tidak boleh disambi, sebab yang namanya disambi saat tidak menghasilkan ditinggalkan bukan diperjuangkan," tutur Budi.

 

Membangun Satai Ratu dari Nol

Budi Seputro
Mantan bos kelab malam banting setir jadi penjual sate membagikan kisah hidupnya (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Ia berinovasi membuat warung yang menjual satu jenis makanan. Satai merah dan satai lilit dipilih karena menjadi makanan best seller ketika dijual di angkringan.

Kedua satai itu memang dibikin sendiri dengan bumbu khusus. Perbedaannya, ketika di angkringan satai sudah matang dan tinggal dipanaskan, kini ia membuat dan menyajikan satai dari nol.

"Saya dan istri terjun sendiri, membangun usaha tidak mudah, di awal-awal pernah hanya laku dua porsi sehari," ucapnya yang memulai usaha Satai Ratu pada Maret 2016.

Meskipun demikian, ia tidak gentar. Setelah memutuskan meninggalkan pekerjaannya di dunia hiburan secara total, Budi sudah berbicara dengan anak dan istrinya untuk menyiapkan mental.

Ia tetap optimistis usahanya bisa sukses berkaca dari pengalamannya di masa lalu mengembangkan Hugos yang nyaris mati. Budi juga merasa jalan hidupnya memang harus seperti ini.

"Semua ada stepnya, dari totalitas di dunia malam, menjadi konsultan, bekerja di dunia hiburan keluarga, sampai akhirnya merintis usaha sendiri," kata Budi.

Ia merasa membesarkan banyak tempat hiburan tetapi tidak ada satu pun yang bisa diwariskan kepada anaknya.

Ketelatenan Budi mengawal Satai Ratu tidak sia-sia. Peningkatan penjualan Satai Ratu juga bertahap seiring dengan perolehan  sertifikat dari TripAdvisor,  mengikuti ajang start up Bekraf, dan masuk 22 besar dari 7.000 besar penerus warisan kuliner kecap Bango.  Kini, setidaknya lebih dari 100 porsi terjual setiap hari.

Ia menerapkan sistem review untuk tamu-tamunya. Lewat komentar para tamu inilah nama Satai Ratu dikenal sampai ke telinga turis mancanegara. Bahkan sudah dikunjungi wisatawan dari 71 negara. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya