Liputan6.com, Pemalang - Duka mendalam dirasakan warga Beluk Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Rabu sore ini, enam orang dilaporkan hanyut tenggelam terseret banjir bandang Sungai Rajasa.
Lima di antaranya adalah anak-anak berusia belasan. Satu lainnya, adalah orang dewasa yang sebenarnya hendak menolong korban.
Hingga malam sekitar pukul 21.30 WIB, baru dua korban tenggelam ditemukan. Sayangnya, keduanya, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Adapun empat lainnya masih dalam pencarian.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang, Wismo mengatakan dua korban yang ditemukan meninggal yakni, Iis bin Tarno (11) dan Tarno (55). Ironisnya keduanya merupakan ayah dan anak.
"Korban Iis ditemukan sekitar pukul 16.30 WIB, sedangkan korban Tarno ditemukan sekitar pukul 17.15 WIB," katanya, Rabu malam.
Empat korban lain yang belum ditemukan adalah Tendi bin Teguh (11), Fatir Bin Arla (12), Rahma bin Wawa (11), dan Diki (11). Korban adalah warga Beluk Kecamatan Belik, Pemalang.
Peristiwa ini bermula ketika lima anak tersebut bermain di Sungai Rajasa. Tanpa diketahui, di waktu bersamaan, di hulu sungai turun hujan deras.
Nahas, kelima anak ini tak menyadari ketika banjir bandang menerjang tiba-tiba. Mereka pun hilang tenggelam, hanyut terbawa arus yang begitu kuat.
Penyisiran Darat Tim SAR Gabungan
“Nggak tahu bahwa atas hujan. Sehingga pas begitu air datang, anak-anak tidak menyadari. Ya kan. Akhirnya tergulung air itu,” ujarnya.
Saat itu lah, seorang warga, Tarno (55) yang juga orang tua salah satu anak yang terseret arus, Iis (11) berupaya menolong anaknya. Tetapi, sayangnya ia pun turut hanyut dan tidak dapat menyelematkan diri.
“Nah, kebetulan ada orang tua satu yang mau menolong anaknya, tapi malah itut terbawa arus juga, meninggal dunia, itu. Sampai malam ini yang belum ketemu ada empat orang,” Wismo menjelaskan.
Rabu malam Basarnas beserta tim BPBD, relawan gabungan serta masyarakat sekitar masih memantau aliran sungai Rajasa. Mereka tak bisa menyisir aliran sungai lantaran arus masih deras dan debit tinggi lantaran terus menerus turun hujan lebat.
“Sekarang, tim BPBD, Basarnas, relawan dan masyarakat masih pantau sungai, dari pinggir-pinggir sungai, karena berat ini,” kata Wismo, Rabu malam (24/4).
Fokus pantauan mulai dari lokasi kejadian perkara (LKP) hingga ke hilir sekitar dua kilometer. Tim SAR gabungan hanya bisa menyusuri pinggiran sungai karena kondisi arus masih sangat berbahaya.
“Pantauan sampai bendungan juga sekitar tiga kilometer. Karena ada kemungkinan korban hanyut sampai ke bendungan,” kata Wismo.
Wismo memastikan jika semua korban tak ditemukan Rabu malam, pencarian akan dilanjutkan pada Kamis pagi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement