Liputan6.com, Malang - Sugeng Santoso, terduga pelaku mutilasi di Malang memiliki kisah hidup yang berbeda dari kebanyakan orang beberapa tahun lalu. Hal ini diketahui ketika polisi melacak kepastian jejak masa lalu pria tanpa pekerjaan yang jelas ini. Termasuk, dengan memeriksakan kondisi kejiwaannya ke psikiater.
Polisi sudah mendapat sejumlah informasi tentang pria yang pernah menetap di Kelurahan Jodipan Malang ini. Terduga pelaku mutilasi di Malang ini beberapa tahun silam sempat menjalani perawatan di RS Jiwa Lawang, Malang.
"Itu informasi yang kami dapat, ada kartu berobatnya. Tapi masih harus dipelajari lagi," kata Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri di Malang, Kamis, 16 Mei 2019.
Advertisement
Baca Juga
Selain tentang dugaan gangguan kejiwaan, Sugeng disebut–sebut pernah memotong lidah pacarnya. Kasus itu menyeretnya dipidana penjara selama tiga tahun. Namun, polisi butuh melacak berbagai dokumen pendukung untuk kepastiannya.
"Itu sudah kami cek, kasus lama dengan pacarnya. Masih didalami lagi kapan persisnya kasus itu," papar Asfuri.
Terduga pelaku sendiri sedang diperiksa psikiater sejak Kamis sore, tapi belum ada hasilnya. Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Surabaya juga membawa Sugeng kembali ke tempat peristiwa mutilasi perempuan di Pasar Besar Malang.
Mengecek sejumlah barang bukti berupa bekas pakaian korban dan pelaku, alat yang digunakan untuk mutilasi korban. Polisi ingin memastikan apakah pelaku memutilasi korbannya saat masih hidup atau setelah meninggal dunia.
"Sampai hari ini terduga tetap konsisten dengan pengakuannya seperti awal diinterogasi," tutur Asfuri.
Pelaku mutilasi di Malang ini masih memiliki keluarga. Namun sehari–harinya tinggal di tempat yang tidak jelas. Polisi sudah mendatangi kakak Sugeng di rumahnya. Ada kemungkinan, Sugeng tidak akan ditahan jika terbukti memiliki gangguan kejiwaan.
"Semua masih menunggu hasil pemeriksaan, dilihat dulu. Sejauh ini tidak ada rencana membebaskannya," kata Asfuri.
Sketsa Wajah Korban
Salah satu misteri dalam kasus ini adalah identitas perempuan korban mutilasi tersebut. Tidak ada kartu identitas yang ditemukan di sekitar lokasi temuan jasad. Sementara, pelaku hanya menyebut korbannya berasal dari Maluku.
Proses autopsi terhadap jasad korban belum juga membuahkan hasil positif. Untuk mengurai teka-teki ini, dibuat sketsa wajah korban. Berbekal potret wajah korban sebelum diautopsi di kamar mayat RS Saiful Anwar Malang.
"Sketsa sudah ditunjukkan ke pelaku dan disebut ada kemiripan. Sketsa kami sebar ke media sosial untuk memudahkan pencarian," ujar AKBP Asfuri.
Selain itu juga berkomunikasi dengan paguyuban mahasiswa dari berbagai daerah. Agar meneruskan informasi itu ke jejaring media sosial daerah asal mereka. Harapannya, mereka yang kehilangan anggota keluarganya segera melapor ke polisi.
Soal sketsa wajah korban, berdasarkan foto wajah korban sebelum diautopsi dan dibuat sketsa wajahnya, sudah ditunjukkan ke pelaku dan disebut ada kemiripan. "Kalau ada kemiripan, segera melapor ke kami agar bisa dicoba mencocokkan identitasnya," ucap Asfuri.
Sketsa Wajah Korban Mutilasi di Malang
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement