Menanti Keajaiban untuk Temukan Korban Tenggelam Laut Kidul

Tim SAR selalu punya SOP pencarian korban tenggelam. Namun faktor non teknis sering ikut berperan. Seseorang tak menyangka bakal menemukan korban tenggelam Laut Kidul.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 11 Jun 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2019, 17:00 WIB
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban tenggelam Laut Kidul, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban tenggelam Laut Kidul, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Lima hari sudah korban tenggelam Laut Kidul, Arya Kusuma (14) dan Supriyanto (39) raib di Pantai Suwuk, Kebumen. Tak ada tanda-tanda keberadaan keduanya, meski tim SAR gabungan telah menggelar operasi pencarian sejak Kamis sore, 6 Juni 2019.

Kamis sore, kedua wisatawan yang masih bersaudara itu tenggelam di Pantai Suwuk. Mereka terseret ombak usai berupaya menolong korban lain yang lebih awal dilamun ombak, Fauzan Izni.

Namun, kedua korban justru hilang tenggelam. Adapun Fauzan Izni, yang semula terseret ombak, beruntung bisa diselamatkan oleh petugas SAR yang bertugas di pantai wisata itu.

Senin pagi, 10 Juni 2019, Jarnah (55), pedagang di Pantai Criwik, Kecamatan Puring, Kebumen, Jawa Tengah, bersiap-siap lebih dini dari biasanya. Kunjungan pada masa libur lebaran ini memang tinggi.

Kunjungan wisata yang tinggi berbanding lurus dengan larisnya dagangan. Ia ingin memastikan semuanya telah siap ketika wisatawan membanjiri pantai wisata.

Ombak yang membelai sepanjang garis pantai mulai jelas terlihat seturut naiknya matahari pagi. Tentu saja, ia tak menyangka pagi itu bakal menemukan sesosok jenazah korban tenggelam Laut Kidul.

Namun, di kejauhan, ia melihat benda janggal teronggok di pinggir pantai. Tim SAR gabungan telah mengumumkan bahwa dua orang menjadi korban tenggelam di pantai sebelah barat Pantai Criwik, Suwuk.

Setelah didekati, kecurigaannya benar. Sosok itu adalah jenazah seseorang yang diduga korban tenggelam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pencarian Korban Tenggelam Pantai Suwuk

Pencarian korban tenggelam Laut Kidul, tepatnya pantai Suwuk, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)
Pencarian korban tenggelam Laut Kidul, tepatnya pantai Suwuk, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Basarnas/Muhamad Ridlo)

Maka, warga Desa Tambakmulyo RT 03/1, Kecamatan Puring, Kebumen ini pun segera melaporkan temuan jenazah ini kepada Teguh Suwandi, anggota tim SAR gabungan yang juga beralamat di RT dan RW yang sama dengan Jarnah.

Temuan ini lantas dilaporkan ke kepolisian yang juga menerjunkan personelnya menjadi anggota tim SAR gabungan. Jenazah dievakuasi. Keluarga kedua korban tenggelam dihubungi.

Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Inafis Polres Kebumen dan didukung keterangan keluarga korban, membenarkan bahwa jenazah telanjang dada mengenakan celana panjang hitam itu ada Arya yang terseret ombak saat berwisata di Pantai Suwuk.

"Setelah keluarga korban datang dipastikan bahwa mayat adalah korban hanyut di pantai suwuk atas nama Arya Kusuma Wijaya," kata Kasubbag Humas Polres Kebumen, Kompol Suparno, Senin.

Lantas Arya yang beralamat di Alamanda Regency Blok F 11 Nomor 21 RT 04/21, Karangsatria, Kecamatan Tambun utara, Kabupaten Bekasi ini diserahkan kepada keluarganya.

Komandan Badan Pencarian dan Penyelamatan (Basarnas) Pos SAR Cilacap, Moelwahyono mengatakan korban ditemukan sekitar dua kilometer ke arah timur dari lokasi kejadian Pantai Suwuk. Korban ditemukan terdampar di pinggir pantai oleh seorang warga yang lantas melaporkan kepada tim SAR gabungan.

"Baru satu orang, satu orang yang masih dilakukan pencarian," kata Moelwahyono.

Pada hari pencarian ke-5 ini, tim gabungan masih mencari keberadaan satu korban lainnya, yakni Supriyanto (39), yang juga beralamat di Desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan, Kebumen.

Awas Ubur-Ubur Api Laut Kidul

Ubur-ubur api atau ubur-ubur tudung biru. Warga lokal menyebutnya, Rawe. (Foto: Liputan6.com/BPBD Kebumen/Muhamad Ridlo)
Ubur-ubur api atau ubur-ubur tudung biru. Warga lokal menyebutnya, Rawe. (Foto: Liputan6.com/BPBD Kebumen/Muhamad Ridlo)

Selain penyisiran darat, untuk mempercepat upaya pencarian, penyisiran juga dilakukan dengan perahu milik SAR Elang Perkasa, Kebumen. Namun, penyisiran laut tak bisa dilakukan sepanjang waktu.

Pasalnya, ombak tinggi biasanya muncul siang hingga sore hari. Ombak di pinggiran pantai bisa mencapai 3-4 meter dan membahayakan tim pencari. Saat ombak sudah tinggi, pencarian dengan perahu dihentikan.

"Ombak di pinggir masih tinggi. Kalau ombak tinggi, kita hanya penyisiran darat," dia menerangkan.

Selain bahaya ombak tinggi, Moelwahyono meminta pengunjung pantai wisata di Kebumen dan Cilacap mewaspadai keberadaaan ubur-ubur di pinggiran pantai. Mereka diimbau untuk tak mandi di pantai.

Pasalnya, hingga kini puluhan wisatawan telah tersengat ubur-ubur api atau ubur-ubur tudung biru. Tiap hari, posko pengamanan gabungan yang juga berfungsi sebagai posko kesehatan menangani puluhan wisatawan yang tersengat ubur-ubur api.

"Adanya informasi ubur-ubur yang sekarang masih banyak. Wisatawan ya diminta untuk tidak mandi di pantai," ujarnya.

Ia memperkirakan, seratusan lebih wisatawan di Kebumen dan Cilacap tersengat ubur-ubur api yang oleh warga lokal disebut Rawe ini. Korban mengalami iritasi, gatal, dan panas di bagian tubuh yang tersenggol ubur-ubur.

Dampak pertama sengatan ubur-ubur api adalah rasa gatal, iritasi, dan panas luar biasa di kulit. Dampak lebih parah, korban pingsan. Namun, hingga saat ini tak ada laporan kematian akibat ubur-ubur api ini.

"Itu kan kalau terkena kulit ya, itu akan iritasi atau gatal-gatal dan terasa panas. Kalau pingsan bisa saja ya, tapi kalau kematian, mudah-mudahan tidak," dia mengungkapkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya