Ribut-Ribut Tidur Wagub Sulsel Terusik Acara Musik yang Digelar Milenial

Seharusnya ada komunikasi yang baik antara pihak manajemen kafe dengan pihak dari Wakil Gubernur.

oleh Fauzan diperbarui 30 Jun 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2019, 22:00 WIB
musik
Poster Makassar Milenial Sound yang pelaksanaannya dianggap mengganggu tidur siang Wakil Gubernur Sulawesi Selatan. (foto: Liputan6.com/ fauzan)

Liputan6.com, Makassar - Ketua DPRD Sulsel, Moh Roem turut angkat bicara terkait pembubaran acara musik yang dilakukan oleh Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman pada Kamis 27 Juni 2019 lalu karena mengganggu tidur siang sang Wagub.

Menurut Moh Roem, sebagai pejabat publik seharusnya bersikap lebih banyak memaklumi. Apalagi, kata dia, wagub sebelumnya tidak pernah mendapat masalah serupa saat tinggal di rumah jabatan wakil gubernur.

"Seharusnya kita itu lebih banyak memaklumi sebagai pejabat publik. Saya juga di Rujab di Jalan Sam Ratulangi jaraknya dari café yang sering live musik hanya sekitar 50 meter dan tidak pernah ada masalah," kata Moh Roem kepada Liputan6.com, Minggu 30 Juni 2019.

Roem juga menyebutkan bahwa seharusnya ada komunikasi yang baik antara pihak manajemen kafe dengan pihak dari Wakil Gubernur. Dan menurut Roem, pemberian izin kegiatan itu sudah mempertimbangkan segala aspek, termasuk lingkungan sekitar kafe tersebut.

"Seberapa mengganggu? Saya pikir perlu komunikasi, penjelasan bahwa pertunjukan musik ini juga tentu disesuaikan dengan lingkungan di mana tempat kegiatan itu dilaksanakan," tuturnya.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Sulsel Kadir Halid menambahkan, seharusnya Andi Sudirman tidak boleh bersikap demikian. Apalagi posisi Andi sebagai wakil gubernur yang harusnya mengayomi masyarakat.

"Saya kira tidak boleh begitu tidak boleh wagub langsung suruh berhenti begitu kan itu jauh dari rumah jabatan. Enggak boleh begitu. Biar tetangga saja enggak boleh begitu," kata Kadir.

Terpisah, Pengamat Kebijakan Publik, Syaufan Rozi Soebhan mengatakan harusnya Wakil Gubernur Sulawesi Selatan dilibatkan untuk pengembangan musik dan lagu nusantara dengan menyepakati waktu, tempat dan cara yang pas.

"Sehingga saling sinergi bukan konflik kepentingan. Solusinya mesti ada dialog antar generasi untuk saling memahami kebiasaan dan keunikan masing-masing soal tradisi siesta atau tidur siang dan ekonomi kreatif," kata Soebhan.

Menurut dia, sudah saatnya Kota Makassar punya tempat khusus untuk ekspresi seni budaya dan ekonomi kreatif seperti daerah Reklamasi Pantai Losari. "Waktunya setelah tidur siang dan di luar waktu ibadah tentunya, sehingga saling dukung," katanya.

Tanggapan Wagub Sulsel

musik
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, merasa terganggu tidur siangnya. (foto: Liputan6.com / fauzan)

Berdasarkan data yang diterima Liputan6.com pada Kamis siang agenda Wagub Sulsel, Andi Sudirman seharusnya menyerahkan bantuan banjir kepada delapan Kabupaten di kantor Dinas Perdagangan Sulsel. Namun, agenda itu akhirnya tidak dihadiri olehnya dan diwakilkan kepada Sekda Provinsi Sulsel.

Andi Sudirman Sulaiman pun mengakui bahwa dirinya tidak berangkat menyerahkan bantuan bencana tersebut karena kondisi kesehatannya yang sedang terganggu.

"Saya memang sedang di Rujab karena sakit. Tapi warga sekitar juga protes dan berkumpul di pos jaga (Rujab Wagub)," kata Andi Sudirman Sulaiman saat dikonfirmasi Jumat (28/6/2019) malam.

Selain itu, jelas Andi Sudirman Sulaiman, berdasarkan koordinasi dengan pihak kelurahan dan pihak kepolisian kegiatan Makassar Millenial Sound itu memang tidak memiliki izin. Ini pun bukan pertama kalinya memberikan teguran kepada manajemen Red Corner Café, karena dianggap mengganggu kegiatan warga sekitar.

"Tidak memiliki izin. Sudah ada kesepakatan dengan pemilik (Red Corner Café) kepada Polsek dan Kelurahan bahwa mereka tidak mengganggu lagi warga sekitar," sebutnya.

Andi Sudriman Sulaiman juga mengaku bahwa kegiatan musik itu mengganggu komunikasi dengan tamu pemerintah yang datang ke Rujab Wagub Sulsel. Alasan lainnya adalah karena Andi Sudirman Sulaiman memiliki bayi yang masih kecil.

"Kami juga di rujab terlalu dekat untuk kegiatan menerima tamu, alasan keamanan karena komunikasi terganggu. Selain itu lokasi itu merupakan daerah permukiman, pendidikan, dan dekat masjid serta Rujab kami juga kalau kegiatan terganggu serta ada anak kecil juga," dia Menjelaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya