Ketika Masjid Jabal Nur Bersih dari Abu Gunung Tangkuban Parahu

Masjid Jabal Nur yang berhadapan dengan Kawah Ratu nyaris tak tersentuh abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 29 Jul 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 01:00 WIB
Masjid Jabal Nur
Masjid Jabal Nur yang berhadapan dengan Kawah Ratu nyaris tak tersentuh abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Sejak erupsi Jumat (26/7/2019) lalu, area wisata Gunung Tangkuban Parahu ditutup untuk pengunjung. Penutupan dilakukan karena pihak pengelola fokus membersihkan dampak abu vulkanik.

Pantauan di lokasi, Minggu (28/7/2019) siang, tampak puluhan lapak dan kios pedagang masih tutup. Tumpukan abu vulkanik pun masih menyelimuti sejumlah area.

Pemandangan berbeda terlihat dari salah satu bangunan yang berdiri di dekat bibir kawah. Masjid Jabal Nur yang berhadapan dengan Kawah Ratu justru nyaris tak tersentuh abu vulkanik yang dimuntahkan gunung yang lekat dengan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi itu.

Padahal, jika diperhatikan posisi masjid berada kurang lebih 500 meter dari titik erupsi.

Saat Liputan6.com mendekat ke lokasi masjid ini, pada bagian depan terpampang tulisan Jabal Nur. Sedangkan di bagian teras masjid tak terlihat tumpukan abu vulkanik. Hanya di bagian badan jalan abu tebal mencapai 3 Cm.

Menurut petugas tiket TWA Gunung Tangkuban Parahu, Afero Sebayang, masjid tersebut sama sekali belum dibersihkan oleh petugas.

"Bagian di dalamnya masih bersih seperti tidak ada abu yang masuk. Padahal di sekeliling masjid ada lubang angin yang besar," kata Afero.

Namun demikian, teras samping masjid dan kios makanan yang berada di bawah masjid terlihat ada penumpukan abu. Namun, intensitasnya tipis.

"Masjid belum dibersihkan. Tapi kemarin saat dipakai salat tidak ada abu, bersih saja di dalamnya," kata Afero.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

Abu Terasa Dingin

Masjid Gunung Tangkuban Parahu
Bagian sisi masjid tampak terdampak debu di bagian lantai. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Saksi lain yang melihat masjid dalam keadaan nyaris tak tersentuh debu, Ishak Jeri (52) mengatakan, saat erupsi terjadi abu berterbangan ke areal parkir. Tepatnya ke arah masjid Jabal Nur.

"Kalau abunya memang tidak panas seperti wedus gembel, ini terasa dingin," kata Ishak yang juga pedagang di kawasan wisata.

Masjid Jabal Nur menurut Ishak dapat menampung sekitar 300 orang dan mengandalkan mata air Cihakuripan sebagai sumber airnya.

Lokasi masjid berada sekitar 30 meter dari bibir kawah. Posisi masjid di atas gunung aktif ini berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya