Menggali Minyak dan Gas di Sumur Peninggalan Belanda Wilayah Majalengka

Hingga saat ini belum diketahui berapa titik sumur yang sudah dieksploitasi pada masa penjajahan Belanda di wilayah Pantura Jawa Barat.

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Nov 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2019, 00:00 WIB
Menggali Minyak dan Gas di Sumur Peninggalan Belanda Wilayah Majalengka
Lokasi pengeboran minyak dan gas di sumur tua peninggalan Belanda desa Desa Panjalin Kabupaten Majalengka. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Majalengka - Upaya meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi oleh Pertamina terus dilakukan di tengah gencarnya isu penggunakan energi baru terbarukan. Salah satunya dengan menggali kembali sumur minyak tua Pertamina di Kabupaten Majalengka.

Seperti yang ada di lokasi sumur Bor Pertamina EP Asset 3 kawasan Desa Panjalin Kabupaten Majalengka. Para pekerja dari Pertamina EP Asset 3 tengah berupaya melakukan eksploitasi sumur tua bekas Belanda.

"Tahapan demi tahapan sudah dilakukan mulai dari uji seismik sampai ke eksplorasi dan sekarang masuk tahapan eksploitasi," kata Company Man, Tunjung Wisnu Kurniadi, di lokasi pengeboran minyak Desa Panjalin Kabupaten Majalengka, Selasa (5/11/2019).

Dia menyebutkan, di lokasi bekas pengeboran zaman penjajahan Belanda tersebut terdapat 59 titik eksploitasi minyak. Dari jumlah tersebut Pertamina EP Asset 3 baru mengoperasikan kembali delapan sumur tua itu.

Saat ini, pihaknya tengah berupaya mengeksploitasi sumur minyak yang ke-59. Potensi minyak yang bisa diangkat mencapai 300 barel oil per day (bpod) dengan kedalaman 1.978 meter.

"Pengeboran di Jawa lebih menantang karena struktur tanahnya berbeda dengan luar Jawa. Apalagi kita menggali potensi minyak di sumur yang sudah pernah eksploitasi Belanda pada zaman penjajahan dulu ibarat kita mengais potensi yang ada untuk dijadikan cadangan minyak dan gas negara," kata dia.

Dia menyebutkan, dari 59 titik di wilayah struktur pengeboran Randegan di Kabupaten Majalengka, tercatat 1 sampai 27 titik merupakan peninggalan Belanda.

Pada kesempatan tersebut, dia mengaku belum tahu persis di mana lokasi tepat saat Belanda mengeksploitasi minyak. Namun demikian, Tunjung bersama rekan kerja yang lain menganggap kondisi tersebut sebagai tantangan Pertamina.

"Tidak semua data hasil nasionalisasi setelah merdeka berhasil kita kumpulkan. Ada juga data yang hilang mungkin dibuang oleh Belanda atau sumur tersebut sudah menyatu dengan pemukiman, bisa saja tanpa kita ketahui," kata dia.

Pengawas Stasiun Pengumpul Randegan Desa Bongas Kulon Kabupaten Majalengka, Mika Nugraha mengatakan, minyak hasil pengeboran tersebut kemudian disalurkan ke Stasiun Pengumpul (SP).

Minyak mentah tersebut kemudian diproses sebelum disalurkan ke Pertamina Balongan untuk menjadi bahan bakar. Dari delapan sumur yang beroperasi aktif, enam sumur menghasilkan gas, dan dua sumur menghasilkan minyak.

"Dari enam sumur gas total 3 mmcfd dan minyak 44 Barel Oil Per Day. Untuk gross 1500 BLOD kalau proses pengolahan sudah bisa cepat artinya langsung diproduksi," ujar dia.

Tetap Optimis

Menggali Minyak dan Gas di Sumur Peninggalan Belanda Wilayah Majalengka
Pertamina EP Asset 3 terus berupaya menggali cadangan minyak di sumur bekas peninggalan Belanda. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Humas Pertamina EP Asset 3 Rizki Fistiari mengatakan mengelola sumur tua penuh tantangan. Selain harus terus mengeksplorasi, produksi minyak dan gas masih terbilang kecil.

"Secara umum prosesnya sumur di eksplorasi dulu kemudian eksploitasi dan hasil produksinya dikirim ke SP kemudian main lifting ke Balongan," ujar dia.

Rizki optimis dapat menghadapi tantangan tersebut dengan hasil yang memuaskan. Meski sumur yang dikelola EP Asset 3 sudah tua, pihaknya menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan tambahan cadangan minyak dan gas negara.

"Selama mungkin akan kita terus eksplor, kalau ada potensinya akan kami bor lagi," kata dia.

Terpisah General Manager Pertamina EP Asset 3 Wisnu Hindadari menyebutkan, berdasarkan data terakhir ada kenaikan produksi sekitar 2,794 BOPD, yakni produksi minyak sebesar 13.149 BOPD atau naik 10 persen dari target 2019.

Dia menyebutkan, kenaikan produksi tersebut merupakan hasil pengeboran, workover, dan well intervention di Tambun Field, Subang Field dan Jatibarang Field.

Saat ini, produksi gas di wilayah Pertamina EP Asset 3 sebesar 261 MMSCFD. Hasil produksi tersebut dipastikan dapat menambah produksi gas lebih dari 22 MMSCFD.

"Salah satu kegiatan untuk meningkatkan produksi adalah pengeboran di sumur RDG-PJ yang ditargetkan untuk meraup minyak 300 BOPD," ujar dia.

Dia mengatakan, akan terus berupaya meningkatkan produksi minyak di wilayah kerja EP Asset 3. Dia optimis masih bisa meningkatkan produksi minyak dengan kenaikan 100 BOPD hingga akhir 2019.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya