Obati Galau dengan Kopi dari Kabupaten Majalengka

Jawa Barat dianggap sebagai surganya kopi Indonesia lantaran banyak produk varian kopi yang dihasilkan petani termasuk Kabupaten Majalengka

oleh Panji Prayitno diperbarui 19 Nov 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2019, 07:00 WIB
Obati Galau Dengan Kopi Dari Kabupaten Majalengka
Kopi Galau menjadi salah satu alternatif bagi individu yang ingin mencicipi kopi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Kopi saat ini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Cirebon. Menjamurnya kedai kopi di sejumlah wilayah Cirebon menjadi daya tarik para penikmatnya.

Salah satunya di kedai kopi Lanai kawasan Grage City Mall Cirebon. Menu yang disajikan adalah kopi yang dapat menghilangkan rasa gundah.

"Menu unggulan kita yang sedang diangkat namanya Kopi Galau. Kopi ini bisa menjawab kegalauan terutama kaum milenial," kata Barista Lanai Coffee and Patisserie Cirebon Riko, Minggu, 18 November 2019.

Dia menjelaskan, maksud menjadi obat galau tidak melulu soal cinta. Galau yang dimaksud dapat menjawab rasa ragu bagi individu yang baru mencicipi kopi.

Menurut dia, ada kesan ragu dan takut terhadap imbas minum kopi. Seperti sakit perut, pahit hingga tidak bisa tidur, padahal itu hanya sugesti.

"Kopi Galau ini pas untuk penikmat pemula. Karena kopi kami komposisinya seimbang jadi jangan khawatir untuk pemula," kata dia.

Dia menyebutkan, komposisi Kopi Galau terdiri dari kopi, fresh milk, dan gula aren. Rasa manis dan gurih melekat dalam Kopi Galau ini.

Riko mengatakan, Kopi Galau tersebut dibuat tanpa bahan pengawet. Oleh karena itu, menu Kopi Galau hanya diproduksi 20 botol per hari.

"Nama Kopi Galau juga menyesuaikan dengan kondisi kekinian. Kata galau kan banyak diungkapkan sama anak-anak millenial bukan hanya dalam hal percintaan saja," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kopi Majalengka

Obati Galau Dengan Kopi Dari Kabupaten Majalengka
Kedai kopi Lanai Cirebon salah satu tempat minum kopi untuk kalangan milenial Pantura. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Kopi yang digunakan memanfaatkan jerih payah petani lokal di Desa Cakrawati Kabupaten Majalengka. Kopi tersebut masuk ke dalam jenis Arabika.

Riko menjelaskan, Arabika Cakrawati Majalengka menjadi bahan utama membuat Kopi Galau. Oleh karena itu, pembuatannya harus melalui proses kalibrasi sesuai standar.

"Tiap hari kita kalibrasi agar tidak menonjol rasa asamnya yang dikeluarkan umumnya kopi jenis arabika. Rasa seimbang tidak ada yang menonjol dan tidak mengganggu tenggorokan makannya cocok untuk penikmat pemula," kata dia.

Riko menjelaskan, kopi jenis arabika dianggap lebih dapat diterima kalangan. Selain rasanya yang khas, kopi jenis robusta memilki kafein yang lebih tinggi dibandingkan arabika.

Pada kesempatan tersebut, Riko mengatakan Kopi Galau masih diproduksi terbatas. Harga yang dijual Rp20 ribu per botol.

"Belum banyak produksi mungkin mengikuti pasar ya jika minat naik ya kita perbanyak. Ini kopi tanpa bahan pengawet juga," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya