Dampak Pemberian 'Bonus' bagi Karyawan atas Kinerjanya

Dalam psikologi, konsep reward berkaitan erat dengan motivasi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Nov 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 09:00 WIB
Cash Reward
Dosen Fakultas Psikologi UAD Yogyakarta melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan penyusunan sistem imbalan di BMT UMY. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ternyata ada perbedaan signifikan ketika sebuah perusahaan atau organisasi mengapresiasi karyawan dengan sistem cash reward. Penyusunan sistem imbalan yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan individu ini dapat meningkatkan efektivitas organisasi atau perusahaan.

"Prinsipnya, cash reward memberikan pengaruh besar, terutama untuk menarik karyawan, memotivasi, dan membuat karyawan yang bagus betah berada di organisasi," ujar Ufi Faturahmah, dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (23/11/2019).

Dalam psikologi, konsep reward atau penghargaan berkaitan erat dengan motivasi. Ketika karyawan bekerja, maka muncul harapan mendapatkan sesuatu atas usaha yang diberikan.

"Secara psikis manusia berharap sesuatu ketika sudah memberikan atau melakukan sesuatu," ucapnya.

Menurut Ufi, manusia memiliki kecenderungan untuk mencari keadilan dengan membandingkan usahanya dengan reward yang didapatkan. Tak jarang, perbandingan itu juga dilakukan dengan orang lain.

Ia mengungkapkan sistem cash reward sebenarnya juga tidak bertentangan dengan prinsip dasar perusahaan yang selalu ingin mencari hasil maksimal dengan pengorbanan minimal. Sebab, pada dasarnya reward adalah investasi dan bukan sekadar pengeluaran.

"Konsep reward yang benar bukan hanya memberikan hak karyawan tetapi juga memotivasi karyawan supaya produktivitas organisasi atau perusahaan meningkat," kata Ufi.

 

Diterapkan di BMT UMY

Cash Reward
Dosen Fakultas Psikologi UAD Yogyakarta melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan penyusunan sistem imbalan di BMT UMY. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, Ufi bersama dengan rekannya sesama dosen Psikologi UAD, Herlina Siwi Widiana, menyusun sistem imbalan di BMT UMY.

Herlina menuturkan BMT UMY sebagai salah satu dari amal usaha Muhammadiyah telah beroperasi selama tujuh tahun dan mengalami perkembangan yang pesat. Namun, perkembangan ini perlu diikuti upaya penguatan sistem-sistem mendasar dalam pengelolaan organisasi dan SDM.

"Salah satu pondasi dasar yang perlu dikuatkan sejalan dengan perkembangan tersebut adalah sistem imbalan yang dapat menarik, mempertahankan SDM terbaik sekaligus memotivasi seluruh karyawannya," ujarnya.

Penyusunan sistem imbalan dimulai dari membuat struktur gaji lebih mendasar sehingga bisa menjadi indikator yang mampu menjawab pertanyaan karyawan. Selain itu, mereka juga mengembangkan sistem keuntungan dan bonus bagi karyawan.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan April sampai Oktober 2019 ini bertujuan untuk menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan untuk pemberdayaan masyarakat dan menghasilkan perubahan pengetahuan kepada masyarakat sasaran.

"Pendampingan dari Fakultas Psikologi UAD ini berpengaruh terhadap kami, sehingga kami bisa menggaji karyawan sesuai dengan job desk dan beban kerja, dulu kami belum memiliki teori itu," ucap Uang Wari, General Manager BMT UMY Yogyakarta.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya