Mengintip Beragam Koleksi Museum Singhasari di Malang

Sejak resmi dibuka lebih dari 5 tahun silam koleksi di Museum Singhasari masih sangat terbatas

oleh Zainul Arifin diperbarui 29 Nov 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 07:00 WIB
Mengintip Beragam Koleksi Museum Singhasari di Malang
Diorama tiruan berbagai candi di wilayah Kabupaten Malang mengisi ruang - ruang di Museum Singhasari Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Ingin berwisata sekaligus belajar sekelumit sejarah kerajaan Singasari, datang saja ke Museum Singhasari di Kabupaten Malang. Di museum ini menampilkan berbagai diorama dan arca–arca yang menceritakan berdirinya kerajaan itu.

Namun, para pengunjung yang datang ke Museum Singhasari harus bersabar. Sebab koleksi museum yang diresmikan sejak Mei, 2015 itu belum lengkap. Pengelola museum masih berupaya menambah berbagai koleksi secara bertahap.

Sejauh ini di museum yang berdiri di atas lahan seluas 3 ribu meter persegi ini terdapat sejumlah koleksi. Misalnya, diorama tentang sejarah awal mula Ken Arok mendirikan kerajaan serta sejarah. Ada pula beberapa maket sejumlah candi di Malang.

Ada juga replika sejumlah arca berbahan batu andesit maupun kuningan. Seperti replika arca mahakala, mahisha, ganesha dan arca–arca lainnya. Sebab, seluruh arca aslinya kini tersimpan di Museum Leiden, Belanda.

Sedangkan untuk benda asli, terdapat patung berbahan kuningan seperti patung Dewi Sri dan Bathara Guru yang dipinjamkan pemilik aslinya ke museum. Termasuk pula beberapa kolektor keris rela menempatkan pusaka milik mereka di museum.

Museum yang berada di bawah kewenangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang berupaya menambah koleksinya. Salah satu caranya, mengajukan permohonan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Namun, itu tentu tidak mudah.

Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhammad Said mengatakan, mempersilakan bila pengelola museum mengajukan permohonan meminta benda arkeologi asal memenuhi sejumlah persyaratan.

"Kalau arca sudah dicatat sebagai benda milik negara, pengajuannya harus ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Andi dikonfirmasi di Malang, Kamis, 28 November 2019.

Maka, hanya bisa diberikan tiruan arca yang sudah tercatat sebagai benda milik negara. Namun, bila ada satu jenis arca berjumlah lebih dari dua, ada kemungkinan BPCB Jawa Timur menghibahkan salah satunya ke Museum Singhasari.

Menambah Koleksi

Mengintip Beragam Koleksi Museum Singhasari di Malang
Diorama tentang sejarah berdirinya Kerajaan Singasari yang ditampailkan di Museum Singhasari Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara mengakui koleksi Museum Singhasari masih belum sepenuhnya lengkap. Sebagian besar masih berisi replika arca karena aslinya berada di Belanda.

"Untuk koleksi museum kami juga menerima hibah selain membuat sejumlah replika," tutur Made.

Di wilayah Kabupaten Malang sendiri bertebaran berbagai situs peninggalan kerajaan Singhasari beserta berbagai benda arkeologis. Namun, pemerintah daerah tidak bisa serta merta memindah atau membawa benda bersejarah itu ke museum.

"Kalau membawa situs maupun penemuan peninggalan arkeologis di berbagai candi itu harus sepengetahuan dan rekomendasi BPCB dan kementerian," papar Made.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang sendiri sudah berkomunikasi dengan BPCB Jawa Timur. Untuk meminta sejumlah koleksi benda–benda bersejarah yang berada di balai pelestari tersebut.

"Sudah pernah kirim surat ke kementerian agar ditembuskan ke BPCB, tapi belum ada respon," ucap Made.

Ia pun tidak mau terburu–buru untuk melengkapi berbagai koleksi di museum. Jumlah koleksi bakal terus ditambah secara bertahap. Diusahakan secepatnya apalagi sebagian wilayah Kecamatan Singasari ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Secara bertahap tentu akan dilengkapi. Dengan adanya KEK Singasari harapannya bisa lebih cepat lagi," ujar Made.

Meramaikan Museum

Mengintip Beragam Koleksi Museum Singhasari di Malang
Museum Singhasari koleksinya masih didominasi dengan replika arca dan masih akan terus dilengkapi (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Meski jumlah koleksinya belum begitu lengkap, Museum Singhasari sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan. Khususnya dari kalangan pelajar sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama.

"Museum ini sendiri dikonsep sebagai tempat wisata edukasi, khususnya bagi para pelajar dan penikmat sejarah," kata Made.

Selama ini sudah cukup sering digelar berbagai kegiatan bertema seni dan budaya setiap satu bulan sekali. Termasuk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan kegiatan budaya di area museum. Itu sebagai salah satu cara meramaikan museum.

"Kegiatan dikemas cukup menarikagar menarik wisatawan terutama para pelajar maupun masyarakat umum," ujar Made.

Pemerintah Kabupaten Malang tak memungkiri butuh kerja keras agar museum menarik minat pengunjung. Museum Singhasari tidak bisa dibandingkan dengan Museum Mpu Purwa di Kota Malang yang sudah dibantu oleh BPCB maupun kementerian.

"Museum Mpu Purwa berdiri sudah lebih lama, makanya sekarang semakin menarik. Tapi kami harus perlahan–lahan," ucap Made.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya