Awas, Perhatikan Hal Ini Jika Melintasi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda  

Jalan tol Balikpapan – Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai berbahaya penggunaannya bagi masyarakat.

oleh Abelda RN diperbarui 20 Des 2019, 00:30 WIB
Diterbitkan 20 Des 2019, 00:30 WIB
Presiden Jokowi meresmikan sebagian ruas tol Balikpapan-Samarinda (Liputan6.com / Abelda Gunawan)
Presiden Jokowi meresmikan sebagian ruas tol Balikpapan-Samarinda (Liputan6.com / Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Jakarta - Jalan tol Balikpapan – Samarinda Kalimantan Timur dinilai berbahaya penggunaannya bagi masyarakat. Sebagian ruas jalan tol baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Itu salah satu teknologi yang salah dan tidak pernah terjadi di dunia,” tutur Praktisi Transportasi Darat Bambang Haryo, Kamis (19/12/2019).

Dia menjelaskan pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda menggunakan teknologi semen pengerasan kaku (rigid pavement). Bahan baku semen jalan dimanfaatkan menggantikan aspal yang lazim dipergunakan sebelumnya.

Sistem semen pengerasan kaku, menurut Bambang, sangat berbahaya bagi kendaraan berkecepatan tinggi. Teknologi ini menyebabkan gerutan yang berdampak peningkatan temperatur ban kendaraan.

“Kendaraan truk dan bus menggunakan ban vulanisir akan menghindari jalan tipe ini. Karena kalau temperaturnya panas, vulkanisir akan mudah lepas,” ungkapnya.

“Kendaraan pribadi pun harus berhati hati dalam kecepatan tinggi ban kendaraan gampang pecah. Sehingga kecepatan dibatasi 60 – 80 kilometer per jam,” imbuhnya.

Sehubungan itu, Bambang memprediksi publik cenderung memilih memanfaatkan jalan lama dibandingkan jalan tol ini. Apalagi Jasa Marga membebankan biaya Rp 1.000 per kilometer penggunaan jalan tol Balikpapan – Samarinda.

“Volume trafik jalan lama tidak lebih 40 persen sehingga tidak terlalu padat. Mereka bisa melaju lebih kencang dengan tipe jalan aspal. Apalagi tidak diwajibkan membayar penggunaannya,” ujarnya.

Tarif tol sebesar Rp 1.000 per kilometer dianggap kemahalan bagi warga Kaltim. Ia membandingkan jalan tol di Jawa yang dibebankan sebesar Rp 300 – Rp 400 per kilometer.

“Tol Balikpapan-Samarinda itu wilayah perintis, Rp 1.000 per Km itu mahal, seharusnya mendapatkan subsidi. Apalagi pembangunannya mempergunakan APBN, soal ganti rugi warga juga segera diselesaikan,” tegasnya.

Belum lagi di musim hujan penggunaan jalan rigid pavement kian berbahaya.

“Berlumut berarti jalanan licin, beda dengan aspal yang cenderung berminyak,” imbuhnya mengingatkan.

Bambang memprediksi pembangunan jalan tol ini percuma bagi warga Kaltim. Awalnya, pembangunan jalan tol dimaksutkan mempermudah transportasi darat menuju Bandara Sepinggan Balikpapan.

Berjalannya waktu, pemerintah malah membangun Bandara APT Pranoto. Bandara dimaksutkan menjaring penumpang Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Bontang.

“Masyarakat sudah tidak memerlukan jalan tol lagi menuju Bandara Sepinggan,” papar Bambang.

Sebaiknya, Bandara APT Pranoto langsung menggerus jumlah penumpang Bandara Sepinggan Balikpapan. Penumpang Bandara Sepinggan terlanjur turun 40 persen menjadi 7 ribu per hari.

Pemerintah resmi membuka jalan tol rute Samboja – Palaran sepanjang 68 kilometer untuk umum. Sementara ini, Jasa Marga masih menyosialisasikan jalan tol bagi warga Kaltim.

“Periode awal ini masih gratis untuk umum,” kata Direktur Operasional PT Jasa Marga Tollroad Operator Yoga Tri Anggoro.

Jalan tol Samboja-Palaran merupakan bagian jalan tol Balikpapan – Samarinda. Jasa Marga membangun ruas jalan Seksi II, III, dan IV sepanjang 68 kilometer.

Sementara ini, rute jalan tol ini yang diresmikan penggunaannya oleh Presiden Jokowi. Sisanya, jalan tol Seksi I dan V bagian Pemprov Kaltim dan Pusat masih dalam penyelesaian.

Dua rute jalan tol tersisa menghubungkan Balikpapan, Kilometer 13, dan Samboja sepanjang 31 kilometer.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjanjikan penyelesaian jalan tol Seksi I dan V pertengahan tahun depan. Kementerian PUPR akan mempercepat penyelesaian desain teknis pembangunan jalan tol.

“Tim ahli kami akan mendesain ulang beberapa masalah sehingga nanti dilaksanakan kontraktor,” tutur Basuki.

Agar prosesnya lancar, pemerintah sudah menyiapkan dana tambahan proyek jalan tol Seksi V. Seperti diketahui, proyek jalan tol Seksi V memperoleh pinjaman Tiongkok sebesar Rp 848 miliar.

“Bisa diresmikan sebelum Lebaran 2020 nanti,” ungkap Basuki.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya