Belasan Hektare Suaka Margasatwa di Bengkalis Terbakar Hebat

Kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, terbakar hebat sejak awal pekan lalu. Siapa bermain api lagi?

oleh M Syukur diperbarui 20 Jan 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2020, 16:01 WIB
Personel BBKSDA Riau dan Manggala Agni memadamkan kebakaran lahan di SM Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis.
Personel BBKSDA Riau dan Manggala Agni memadamkan kebakaran lahan di SM Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Tak kurang dari 12 hektare lahan di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil (GSK) terbakar hebat hingga akhir pekan lalu. Puluhan petugas berjibaku memadamkan kebakaran lahan yang diduga kuat merupakan ulah manusia di kawasan konservasi satwa dilindungi ini.

Semak belukar di sana sudah menjadi abu dan masih mengepulkan asap. Petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dibantu polisi dan TNI masih di lokasi mendinginkan lokasi agar kebakaran lahan di sana tak menyebar ke titik lain.

Menurut Kepala Bidang II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, asal titik api masih diselidiki Polres Bengkalis. Dia pun curiga titik api berawal dari perilaku oknum masyarakat di lokasi.

"Bisa saya katakan, 90 persen kebakaran karena faktor manusia, bahkan 99 persen," kata Heru, Senin (20/1/2020).

Dia menjelaskan, selama ini GSK menjadi sasaran perambahan. Sejumlah pihak mencaplok tanah dilindungi negara itu lalu mendirikan kebun tanpa memperhatikan imbas terhadap flora dan fauna di sana.

"GSK tak luput dari sasaran perambahan, jadi ada kebun di sana. Mungkin apinya berasal dari semak belukar karena pohon tak begitu banyak di lokasi," sebut Heru.

Kebakaran di GSK ini berlangsung beberapa hari sejak awal pekan lalu. Manggala Agni dan petugas pemadam di Desa Bukit Kerikil bahu membahu bersama BBKSDA, polisi serta TNI memadamkan api.

Untuk menjinakkan api, petugas juga dibantu helikopter. Bom-bom air dijatuhkan ke titik api karena sebagian besar lokasi sulit dijangkau kendaraan.

Juga didatangkan dua alat berat untuk membuat cadangan air. Lima unit mesin pemadam lalu mengambil air ke sejumlah lokasi untuk disemprotkan ke kebakaran lahan.

"Sumber air tidak memadai di lokasi, ditambah lagi topografi gambut kering dan semak belukar yang memudahkan api menjalar," kata Heru.

Simak juga video pilihan berikut ini:

12 Tersangka Karhutla

Polisi memadamkan kebakaran lahan di lahan semak beluka, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Polisi memadamkan kebakaran lahan di lahan semak beluka, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Berdasarkan pantauan BMKG Pekanbaru, titik panas sebagai indikasi kebakaran lahan mulai bermunculan sejak awal tahun ini. Meskipun belum mencapai puluhan, kemunculannya silih berganti tiap hari di kabupaten berbeda.

Pada Senin pagi (20/1/2020), di Riau terpantau lima titik panas yang menyebar di tiga kabupaten. Dua titik panas terdeteksi di Kabupaten Bengkalis, dua lagi di Pelalawan dan satu titik panas di Siak.

Dari jumlah itu, yang dipercaya sebagai titik api atau telah terjadi kebakaran lahan ada satu titik. Titik api ini terpantau satelit BMKG di Kabupaten Siak.

Di sisi lain, pembakar lahan di Riau terus ditangkap Polda Riau. Data terakhir ada 12 orang ditangkap dalam sebulan.

Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto menjelaskan, Polres Bengkalis menangani perkara terbanyak dengan jumlah tiga tersangka. Luas lahan yang disegel di saja mencapai 70,03 hektare.

Selain Bengkalis, Polres Indragiri Hulu juga menangkap tiga tersangka. Berikutnya Polres Dumai dua tersangka, Polresta Pekanbaru dua tersangka, Polres Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing satu tersangka.

"Total luas lahan yang disegel dalam rangka penyidikan 80,567 hektare," ujarnya.

Dia menuturkan proses hukum perkara karhutla masih ditangani di masing-masing Polres dan belum ada yang dilimpahkan ke kejaksaan. Dia memastikan pihaknya terus berupaya menggesa proses penyidikan hingga tuntas.

Sunarto memastikan, Polda Riau sejak awal 2020 ini menyatakan perang melawan pelaku pembakaran lahan. Selain itu, upaya pencegahan juga menjadi fokus dengan bersosialisasi kepada masyarakat.

"Karhutla merupakan ancaman yang serius, erugian yang ditimbulkan sangat besar dibanyak sektor terutama ekonomi, transportasi, kesehatan, pariwisata, pendidikan, hubungan dengan luar negeri terutama negara tetangga," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya