Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau mulai terjadi sejak awal tahun. Titik panas sebagai indikator terjadinya kebakaran terus bermunculan meski jumlahnya belum signifikan.
Jika tak diantisipasi cepat, kebakaran lahan tahun ini diprediksi lebih parah dari tahun sebelumnya. Apalagi BMKG memprakirakan Riau mengalami musim kemarau kering hingga tujuh bulan dibanding wilayah lainnya di Sumatra.
Advertisement
Baca Juga
Polda Riau dan jajaran bertindak cepat agar kebakaran tak meluas. Titik panas didatangi dengan cepat dan dipadamkan agar api tak meluas sehingga menimbulkan kabut asap.
Selain pencegahan dengan sosialisasi ke pelosok desa, Polda Riau juga menindak warga yang kedapatan membuka lahan dengan cara membakar. Sejauh ini, sudah ada 9 pelaku ditangkap dan diproses.
Menurut Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto SIK, 9 tersangka yang ditangkap diduga membakar 79 hektare lebih lahan. Jumlah itu tersebar di berbagai kabupaten, di mana Indragiri Hulu paling banyak pelaku ditangkap.
"Ada 3 tersangka dalam proses penyidikan, luas lahan terbakar 3,5 hektare," sebut Sunarto, Kamis petang, 16 Januari 2020.
Selanjutnya Polres Bengkalis menangani 2 kasus dengan 2 tersangka. Lahan dibakar di sana termasuk paling besar, 70 hektare.
Berikutnya Polres Siak 1 tersangka dengan luas terbakar 1 hektare. Selanjutnya Polres Dumai menangani 2 kasus dengan 2 tersangka.
"Luas lahan yang dibakar 5 hektare. Terakhir Polresta Pekanbaru menangani 1 tersangka karhutla," kata Sunarto.
Sunarto menegaskan, jajaran Polda Riau akan berupaya menangani karhutla tahun ini secara maksimal.
Â
Simak video pilihan berikut ini: