Pemkot Solo Tetapkan KLB Virus Corona Usai 1 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia

Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo.

oleh Fajar Abrori diperbarui 14 Mar 2020, 00:26 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2020, 00:26 WIB
Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo. (Foto: Liputan6.com/Fajar Abrori)
Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo. (Foto: Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo.

Keputusan itu diambil setelah Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menggelar rapat koordinasi dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, Jumat malam, 13 Maret 2020.

"Yang kita bahas malam ini memutuskan dan menetapkan Solo KLB virus Corona," kata dia usai memimpin rapat koordinasi Forkominda di Loji Gandrung Solo, Jumat malam, 13 Maret 2020.

Setelah menetapkan status tersebut, menurut Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu Pemkot Solo meniadakan kegiatan Car Free Day yang menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap Minggu pagi mulai pukul 06.00 hingga 09.0 WIB.

"Langkah yang diambil pertama car free day libur sampai batas waktu yang belum ditentukan untuk menghindari banyaknya warga yang berkumpul," ujarnya.

Selain meniadakan Car Free Day, lanjut dia, Pemkot Solo dalam bidang pendidikan mengambil keputusn untuk meliburkan sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan madrasah. Sebagai gantinya, para siswa diharuskan untuk belajar di rumahnya masing-masing untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.

"Untuk SMK dan SMA karena masih ujian tidak libur, namun setelah ujian selesai diliburkan. Namun, meskipun tidak libur PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) untuk diberlakukan di situ," dia menegaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

Dampak KLB Virus Corona Solo

Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo. (Foto: Liputan6.com/Fajar Abrori)
Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo. (Foto: Liputan6.com/Fajar Abrori)

Rudy mengungkapkan untuk pertunjukan pentas kesenian juga ikut terkena dampaknya. Pentas wayang orang Sriwedari yang setiap malam digelar ikut diliburkan. Tak hanya itu pentas ketoprak Balekambang ikut diliburkan pula.

"Wayang orang Sriwedari mulai Senin diliburkan. Untuk Ketoprak liburnya mulai hari Sabtu," sebutnya.

Sedangkan untuk sejumlah destinasi wisata di Solo, Rudy pun tak luput untuk menutupnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari bertemunya orang dengan jumlah banyak dalam satu tempat. Adapun obyek wisata yang ditutup di antaranya Museum Keris, Taman Satwa Taru Jurug dan lainnya.

"Destinasi wisata diliburkan, minimal selama 14 hari supaya tidak menghadirkan orang banyak," kata dia.

Bahkan, Rudy juga membatalkan sejumlah kegiatan yang bakal digelar di Solo pada waktu dekat ini di antaranya Musrembang, lomba kelurahan dan lainnya. Sedangkan kegiatan olahraga di Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari juga ditutup.

"Tidak ada kegiatan olahraga di sana dulu," ujarnya.

Keputusan yang diambil Pemkot Solo memang serba salah. Namun penetapan status KLB itu demi kepentingan yang lebih besar.

"Ya risiko, kita serba repot. Tapi lebih mending kita disalahkan orang yang sehat tapi tidak disalahkan orang yang sakit," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya